SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta-– Minimnya campur tangan Bambang Rachmadi di manajemen ToniJack’s diduga menjadi salah satu penyebab lesunya bisnis  fast food atau restoran cepat saji ‘sempalan’ McDonald tersebut.

Penasihat Perhimpunan Waralaba Indonesia (Wali) Amir Karamoy mengatakan semenjak berdiri tahun lalu sebagai akibat perseteruan bisnis dengan McDonald. Pemilik ToniJack’s Bambang Rachmadi harus berkomitmen untuk tidak boleh terlibat langsung dengan bisnis serupa (fast food) selama dua tahun.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

“Keterlibatan Pak Bambang sangat minim (di ToniJack’s). Saya melihat kecenderungannya seperti itu, kalau dia terlihat ketahuan, dia bisa dituntut habis,” katanya kepada detikFinance, Jumat (22/10).

Selain dari masalah itu, Amir berpendapat lesunya bisnis ToniJack’s terkait kurang becusnya manajemen menyiasati bisnis restoran fast food. Sebagai sesuatu yang lazim, bisnis restoran bisa naik dan turun.

Ia juga menepis adanya anggapan lesunya bisnis ToniJack’s karena kalah bersaing dengan bisnis restoran cepat saji asing.

“Di bisnis restoran itu selalu ada siklus, ada growth, mengalami puncaknya lalu turun lagi,” katanya.

Seharusnya kata dia, manajemen ToniJack’s bisa mengantisipasi masalah seperti ini. Diantaranya dengan cara promosi besar-besaran maupun diskon untuk mendongkrak penjualan.

“Misalnya kalau McDonald lagi  banyak iklan, itu  pasti lagi turun. Nah, inovasi seperi itu rupanya tidak diantisipasi, manajemen ToniJack’s tak terlalu tanggap,” tudingnya.

Sebelumnya Amir juga mengatakan, belum setahun berdiri, bisnis ToniJack’s dikabarkan sudah kembang kempis. Tak tanggung-tanggung sebanyak 10 gerainya sudah tutup selama satu bulan terakhir.

“Mereka lagi ada masalah dengan keuangannya. Saya sih dikasih tahu dari anak buah di level manager,” katanya.

Ia menambahkan saat ini gerai ToniJack’s yang masih beroperasi di antaranya di Bandara Soekarno Hatta, Kelapa Gading, dan Surabaya. Sedangkan yang lain harus tutup sementara.

Dikatakan Amir, berdirinya restoran makanan cepat saji milik Bambang Rachmadi setahun lalu itu disambut booming karena bersamaan dengan persiapan lebaran dan tahun baru sehingga permintaan tinggi. Namun berjalannya waktu permintaan mulai surut sesuai dengan ritme bisnis restoran.

“Saya kira masalahnya ketika Pak Bambang menyerahkan ke profesional. Profesional ini tak bisa melihat peluang yang ada,” katanya.

Amir mengatakan masalah ini lebih karena profesional yg mengelola Tonijack’s salah memperhitungkan siklus bisnis restoran fast food. Biasanya para pemain lain di bidang yang sama juga mengalami hal sama, namun diantisipasi dengan promo besar-besaran dan diskon yang menggiurkan.

“Tapi, naik turun dalam bisnis biasa,” katanya.

Menurutnya, peluang ToniJack’s bangkit lagi masih sangat terbuka. Perlu upaya perbaikan termasuk pergantian manajemen atau memperbaiki pengelolaan cash flow-nya

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya