SOLOPOS.COM - Terapi anak berkebutuhan khusus. (dok/Solopos.com)

Solopos.com, SOLO—Anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah perlu dilatih rasa percaya diri agar bakat yang dimiliki anak bisa muncul dan diasah secara maksimal.

Menurut Kepala SLB D YPAC Solo, Jalaludin Khawarizmi, cara yang perlu ditempuh salah satunya memberikan anak kesempatan berbicara ketika belajar di kelas.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

“Misal kita di sekolah ada kegiatan literasi setiap Kamis, di situ anak-anak boleh bercerita, membaca buku bersama-sama. Dari buku yang dia baca menceritakan isinya di hadapan teman-temannya,” kata dia ketika ditemui di YPAC Solo, belum lama ini.

Selain itu, guna menumbuhkan rasa percaya diri anak, setiap kali ada event perlombaan yang sesuai dengan minat dan bakat anak harus diikutkan. Dia menyebut siswanya sudah ada yang mendapatkan medali emas di ASEAN Paragames di Kamboja. “Kebetulan yang bersangkutan kelas 12,” kata dia.

Selain itu pihaknya juga bakal mengirim siswanya sebagai atlet lari kursi roda di ajang Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Jawa Tengah 2023. 

“Intinya kalau di SLB harus melihat bakat anak, jangan melihat kekurangan. Kalau hanya melihat kekurangan tidak mungkin akan maju. Ibarat ikan kita suruh manjat ya tidak bisa,” tambah dia.

Selain itu, pihaknya juga mendorong agar ABK bisa lebih mandiri dengan mengajarkan keterampilan yang biasa dipakai untuk kehidupan sehari-hari. Termasuk terbiasa memakai pakaian, sepatu, dan aktivitas lain secara mandiri.

Dia menyebut konsep yang digunakan disebut Activity Daily Life (ADL) atau aktivitas sehari-hari. ADL mengacu pada kegiatan bersifat pribadi. Artinya hal itu berkaitan dengan keterampilan yang   harus   dilakukan   sendiri   tanpa dibantu oleh orang lain. 

Dia menyebut banyak orang tua yang belum paham masalah sehari-hari anak. Menurutnya orang tua yang memiliki ABK harus memberikan kesempatan anak untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari secara mandiri. 

“Misal terlalu lama membiarkan anak di kursi roda, tanpa diajari menggunakan walker. Intinya yang namanya anak-anak kita itu sebisa mungkin menyesuaikan lingkungan sekitar. Bisa mandiri, karena suatu saat dia harus bermasyarakat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya