SOLOPOS.COM - Pedagang menata batu bata yang dijual di kawasan Pajang, Solo, Kamis (5/11/2015). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Bahan material Solo, penjualan batu bata menurun akibat kelesuan perekonomian Indonesia.

Solopos.com, SOLO–Musim kemarau panjang membuat harga jual batu bata di Solo dan sekitarnya anjlok. Ironisnya, penjualan justru mengalami penurunan akibat kelesuan perekonomian.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Ketua Paguyuban Penjual Batu Bata Makamhaji, Sariman Tebes, mengatakan produk batu bata melimpah saat musim kemarau. Hal itu disebabkan proses pembuatan batu bata lebih cepat dibandingkan saat musim penghujan.

Namun demikian, jumlah tersebut tidak sebanding dengan permintaan pasar. “Permintaan batu bata sedang sepi. Dibandingkan tahun lalu, permintaan sekarang turun sangat banyak,” katanya saat ditemui wartawan di kawasan Pajang, Solo, Kamis (5/11/2015).

Kondisi tersebut membuat harga batu bata menurun Rp100.000 per seribu bata, dari Rp700.000 per seribu bata menjadi Rp600.000 per seribu bata. Dia terpaksa mengurangi keuntungan untuk tetap mempertahankan permintaan pasar.

Penurunan penjualan batu-bata juga dirasakan oleh pedagang lain, Agus.

“Penurunan permintaan sebenarnya secara perlahan, enggak langsung drop. Tapi kali ini benar-benar terasa sepi. Seminggu bisa laku 3.000 batu-bata sudah sangat bagus,” ujarnya kepada wartawan di lokasi, Kamis.

Untuk meningkatkan penjualan, pedagang bekerja sama dengan pemborong bangunan yang biasa membutuhkan material dalam jumlah banyak. “Kalau enggak bekerja sama, penjualan akan tetap sepi terus seperti sekarang ini,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya