SOLOPOS.COM - Divisi Pencegahan Tindak Korupsi KPK RI, Pauline Arifin, menyematkan pin kejujuran kepada siswa SMA 3 Jogja, Rabu (22/4/2015). (Endro Guntoro/JIBI/Harian Jogja)

Muhammad Tsaqif Wismadi, 17, pelapor kebocoran soal Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu mendapat penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Harianjogja.com, JOGJA- Sebanyak lima siswa SMA 3 Jogja mendapatkan penghargaan dari KomisiPemberantasan Korupsi (KPK) karena melaporkan adanya kebocoran soal Ujian Nasional (UN).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Mereka yakni Muhammad Tsaqif Wismadi, 17, Bela Hanifa, Khalid Umar, Daffa Abhista, dan Inria Astari Zahra.

Inria Astari Zahra mengungkapkan, awalnya bocoran soal UN itu juga sempat ramai di media sosial grup seangkatannya. Akhirnya mereka sepakat untuk tidak menggunakan soal bocoran itu dalam ujian.

Bagi Inria kecurangan dalam ujian juga merupakan korupsi. “Korupsi bukan hanya uang tapi mengambil yang bukan haknya, nyontek,” kata dia, usai menerima penghargaan, Rabu (22/4/2015).

“Korupsi dibenci semua orang, kenapa tidak kita lakukan [tindakan antikorupsi]”.

Keberanian Tsaqif DKK ini pun akhirnya mendapat perhatian dari semua pihak, termasuk KPK. Lembaga antirasuah ini menilai keberanian Tsaqif patut menjadi contoh bagi semua orang.

Fungsional Deputi Pencegahan KPK, Pauline Arifin menyatakan apa yang dilakukan siswa SMA 3 Jogja merupakan nilai dasar anti korupsi.

“Mereka punya kesempatan menggunakan soal UN bocoran tapi mereka memilih tidak menggunakannya,” kata dia.

Pauline juga mengapresiasi guru-guru SMA 3 Jogja yang berhasil mendidik siswa-siswinya. Menurut Pauline, korupsi masih merajalela di Indonesia karena banyak orang baik namun tidak berani menyuarakan kebenaran dengan lantang.

“Kami mendorong untuk menyuarakan kebenaran dan integritas. Berani jujur hebat,” ujarnya.

Pauline menambahkan penghargaan kejujuran untuk konteks Ujian Nasional baru kali ini diberikan KPK, namun penghargaan kejujuran dalam berbagai kategori sudah banyak.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Jogja, Edy Heri Susana mengatakan pembelajaran kejujuran sebenarnya sudah ada dalam kurikulum, tinggal implementasinya. Ia berharap akan banyak Tsaqif lainnya yang berani jujur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya