SOLOPOS.COM - Konferensi perdamaian Moskow (Detik.com-AFP)

Solopos.com, JAKARTA — Rusia menjadi tuan rumah konferensi perdamaian antara pemerintah Afganistan dan Taliban di Moskow, Kamis (18/3/2021). Konferensi perdamaian ini untuk mendorong terwujudnya gencatan senjata dan mengesahkan perjanjian pembagian kekuasaan di negara yang dilanda perang itu.

Konferensi perdamaian di Moskow diadakan setelah negosiasi antara pemerintah Afganistan dan Taliban di Doha, Qatar, tidak membuahkan hasil. Pertemuan serupa juga akan digelar Turki pada April mendatang.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Konferensi Moskow dihadiri oleh perwakilan khusus AS Zalmay Khalilzad bersama dengan para pejabat dari Pakistan dan Cina. Washington telah menyetujui peran Rusia dalam upaya negosiasi ini.

Baca jugaMarah, Korut Putuskan Hubungan dengan Malaysia

Pejabat AS, Rusia, Cina, dan Pakistan mendesak perwakilan dari pemerintah Afganistan dan Taliban untuk berkomitmen segera melakukan gencatan senjata yang dituangkan dalam pernyataan bersama.

“Kami menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik di Afganistan untuk mengurangi tingkat kekerasan di negara itu dan meminta Taliban untuk tidak mengumumkan kampanye ofensif selama musim semi-musim panas,” bunyi pernyataan itu dilansir Detik.com.

Pihak-pihak yang mengupayakan perdamaian tersebut menambahkan bahwa Afganistan harus mencapai kesepakatan “sesegera mungkin” untuk “mengakhiri lebih dari empat dekade perang di negara itu.”

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berharap konferensi Moskow akan “membantu menciptakan kondisi untuk mencapai hubungan antar-Afganistan yang progresif,” dan memperingatkan bahwa “penundaan lebih lanjut tidak dapat diterima.”

Baca jugaKKP Tenggelamkan 2 Kapal Illegal Fishing, Kali ini Berbendera Malaysia

Rencana Pemerintahan Sementara

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden saat ini sedang mempertimbangkan untuk menarik semua pasukan AS dari Afganistan pada 1 Mei mendatang. Sesuai dengan kesepakatan Taliban dan Donald Trump.

Khalilzad berharap rakyat Afganistan akan berkomitmen pada penyelesaian politik yang tidak hanya mencakup gencatan senjata. Tetapi juga pembentukan pemerintahan sementara.

Rusia mendukung gagasan pemerintahan sementara Afganistan, yang juga akan diisi oleh anggota Taliban. Pemerintahan sementara akan tetap berkuasa sampai pemilihan umum diadakan dan konstitusi baru dibuat.

Namun, Presiden Afganistan Ashraf Ghani menolak gagasan pemerintahan sementara. Alasannya bahwa para pemimpin di negaranya hanya boleh dipilih melalui pemilihan. Taliban juga menyatakan skeptis terhadap gagasan tersebut.

Baca jugaSejarah Hari Ini: 19 Maret 1995, Penyanyi Nike Ardilla Meninggal

Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri dan wakil pemimpin Taliban, mengatakan kepada peserta konferensi Moskow bahwa “Afganistan harus menentukan nasib mereka sendiri.”

“Dunia harus memperhitungkan nilai-nilai Islam, kemerdekaan, dan kepentingan nasional rakyat Afganistan,” kata Baradar.

Pembicaraan perdamaian di Moskow terjadi karena situasi keamanan di Afganistan semakin memburuk. Pada hari Kamis (18/03), sebuah bom meledak di pinggir jalan di Kabul. Bom itu menewaskan empat orang di sebuah bus yang membawa staf pemerintah.

Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pemerintah Afganistan menyalahkan Taliban atas serangan terhadap pejabat pemerintah dan pasukan keamanan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya