SOLOPOS.COM - Ilustrasi melihat hilal (Kemenag.go.id)

Solopos.com, JAKARTA—Umat Islam di Indonesia kemungkinan mengawali Bulan Puasa Ramadan 2022 tidak bersamaan. Beberapa hal menjadi penyebab perbedaan itu, terutama kriteria baru penentuan hilal dalam menentukan awal bulan hijriah yang diterapkan Kementerian Agama (Kemenag).

Kriteria baru itu adalah penentuan ketinggian hilal (bulan) dari 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam diubah menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Kriteria baru itu disepakati bersama antara Menteri Agama Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). MABIMS semula sepakat menggunakan kriteria tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat untuk menentukan awal bulan hijriah pada 2018, tetapi urung. Kriteria baru itu baru digunakan pada 2021.

Baca Juga: Awal Ramadan Muhammadiyah 2 April, Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 April

“Kriteria MABIMS baru ini merupakan hasil Mazakarah Rukyah dan Takwim Islam MABIMS pada tahun 2016 di Malaysia yang diperkuat oleh seminar internasional fikih falak di Jakarta yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta tahun 2017,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, sebagaimana dikutip dalam siaran pers Kementerian Agama di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“MABIMS juga bersepakat, penetapan awal bulan hijriah tidak hanya melihat aspek saintifik, tetapi perlu melihat aspek syariah, sosiologis, dan psikologis,” kata Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama, Ismail Fahmi.

Menurut Fahmi, penggunaan kriteria baru akan berdampak pada penetapan awal bulan Ramadan, Zulhijah, dan Safar tahun ini. “Itu akan ada perubahan yang diprediksikan terjadi pada Ramadan, Zulhijah, dan Safar tahun ini. Kita akan ubah sesuai dengan kriteria baru,” katanya.

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Puasa Ramadan 2022 Digelar? Ini Jadwal dari Kemenag

Meski demikian, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Bulan Puasa Ramadan 2022. Sidang Isbat akan digelar pada Jumat (1/4/2022) atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 Hijriah.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib, menambahkan Sidang Isbat Puasa Ramadan 2022 digelar sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender hijriah.

Sidang Isbat penentuan awal Bulan Puasa Ramadan 2022 akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam. Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.

Baca Juga: Belum Sidang Isbat, Pemkab Karanganyar Unggah Jadwal Imsakiyah Ramadan

“Kami juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI untuk hadir dalam sidang,” katanya.

Adib menerangkan Sidang Isbat Puasa Ramadan 2022 akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB. “Sesi ini terbuka dan akan disiarkan melalui live streaming,” ujar Adib.

Kedua, pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1443 Hijriah. Sesi ini digelar secara tertutup setelah Salat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia. “Tahap ketiga, telekonferensi pers hasil sidang isbat akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan media sosial Kemenag,” ujarnya.

Baca Juga: Kemenag Pakai Kriteria Baru, Potensi Beda Awal Ramadan 2022 Kian Besar

 

Sikap Muhammadiyah

Kriteria baru penentuan awal Bulan Puasa Ramadan 2022 menurut Muhammadiyah berpotensi menimbulkan perbedaan semakin besar. Pakar falak Muhammadiyah Arwin Juli Butar-butar mengatakan posisi hilal untuk awal Ramadan 1443 H di Indonesia secara umum berada pada ketinggian di bawah 2 derajat. Sehingga, jika Kemenag mengubah kriteria penentuan bulan hijriah, awal Bulan Puasa Ramadan 2022 bakal berbeda.

“Muhammadiyah sendiri telah menetapkan awal Ramadan 1443 H jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Karena itu perbedaan dan persamaan memulai awal Ramadan 1443 H keduanya masih memungkinkan dan menarik ditunggu,” ujar Arwin sebagaimana dikutip dari muhammadiyah.or.id, Selasa (8/3/2022).

Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan pada Jumat Pahing, 29 Syakban 1443 H bertepatan dengan 1 April 2022, ijtimak jelang Ramadan 1443 H terjadi pada pukul 13:27:13 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢  LS dan l = 110° 21¢ BT ) = +02° 18¢ 12² (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu bulan berada di atas ufuk. Dengan demikian, pada 2 April sudah memasuki bulan baru yaitu Ramadan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya