SOLOPOS.COM - ATM BRI yang sempat nyaris dibobol oleh tiga tersangka di kantor cabang pembantu BRI di Kleco, Solo, Kamis (3/1/2013). Tiga tersangka pelaku berhasil dibekuk dalam waktu singkat. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigjen Pol. Arief Sulistyanto mengatakan selain keenam pelaku yang telah ditangkap, masih ada 15 warga Malaysia lain yang diduga tergabung dalam sindikat pembobol rekening ATM melalui skimmer ini. Di antara para pelaku yang teridentifikasi polisi, salah satunya adalah seorang anak.

Saat ini polisi masih berupaya mengejar 15 orang tersebut. Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan Keimigrasian Ditjen Imigrasi, Mirza Iskandar. Menurutnya juga, dari data pelaku yang diberikan oleh Bareskrim Mabes Polri, beberapa pelaku telah berhasil keluar dari Indonesia.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Awalnya 17 nama sudah diserahkan, lima orang masih ada di indonesia dan sisanya sudah keluar dari indonesia. Kemudian jumlahnya bertambah menjadi 21 pelaku. Kita berhasil menangkap enam pelaku,” jelas Mirza saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (3/3/2014).

Menurut Arief, 21 pelaku yang berhasil didata oleh Bareskrim Polri terindentifikasi berjumlah 18 pelaku laki-laki dewasa, dua wanita, dan seorang anak. Polisi masih menyelediki peran masing-masing pelaku dalam upaya pembobolan.

Untuk menangkap sisa pelaku pembobolan, Arief mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk berkoordinasi tentang warga malaysia yang menjadi buronan Polri. “Kami berkoordinasi dengan PDRM tentang tindak pidana ini. Kami berkirim surat tentang data pelaku yang belum ditangkap,” jelas Arief saat ditemui di kesempatan yang sama.

Keenam warga malaysia yang kini mendekam di tahanan Bareskrim Polri ini telah berhasil membobol 112 rekening BCA di ATM RS Pantai Indah Kapuk, RS Pondok Indah, RS husada, dan RS Boromeus Bandung. Mereka berhasil membobol Rp1,2 miliar.

Pelaku memasang skimmer di mesin ATM untuk merekam data nasabah dalam magnetic stripe yang ada di kartu ATM. Setelah mendapatkan data nasabah, pelaku menggandakan kartu ATM dan menggunakan data nasabah korban untuk menarik tunai.

Untuk mengetahui pin ATM nasabah, pelaku memasang kamera CCTV di bilik ATM dan melihat rekaman nasabah menekan nomor pin di keyboard mesin ATM. Setelah berhasil menarik tunai, pelaku menukar uang dengan mata uang asing seperti dolar Amerika, dolar Singapura, dan baht Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya