SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/IST Karapan Kerbau

JIBI/Harian Jogja/IST
Karapan Kerbau

Lomba balap gerobak alias karapan kerbau adalah permainan olahraga tradisional yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Seiring waktu, popularitas olahraga ini semakin menurun dan jarang ditemui.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Tapi kereta kerbau masih berperan besar dalam kehidupan masyarakat desa. Mereka menggunakannya untuk pertanian dan transportasi. Balapan gerobak ini jadi sajian utama dalam festival pagoda di seluruh penjuru Myanmar.

Sebuah desa di Myanmar tengah sampai saat ini masih menyelenggarakan olahraga balap gerobak kerbau jantan.
Di sebuah bidang tanah kota Thar-ze di pedesaan Mandalay, terlihat gerobak-gerobak ditarik kerbau jantan menuju ke desa Ywa Gyi.

Setiap tahun, setiap keluarga di daerah tersebut mengendarai kerbau mereka dan berkumpul untuk merayakan festival pagoda.

Festival Shwe Yin May diselenggarakan sepekan penuh setiap musim panas.

Festival ini dirayakan setiap bulan purnama Da Bound – yang jatuh pada bulan ke-12 penanggalan lunar Myanmar.
Mulai dari warga hingga tetangga desa berpergian dengan gerobak kerbau mereka. Selama festival berlagsung, banyak dari mereka mendirikan tenda dekat dengan pagoda.

Biasanya lokasi-lokasi strategis sudah ditempati karena banyak peminatnya.

“Keluarga saya sengaja datang beberapa hari lalu untuk mendapakan lokasi yang bagus untuk kami dan kerbau kami. Seluruh keluarga besar kami akan datang dan mereka akan tinggal disini selama 6 hari,” ujar perempuan, salah satu penonton kerapan kerbau.

Festival ini merupakan ajang terbaik untuk bertemu kembali dengan teman lama dan kekasih, menikmati kuliner, berdagang dan bersenang-senang, tetapi acara utamanya adalah balap gerobak kerbau.

“Saya berasal dari desa Nyaung Bin Thar. Kami akan pulang pada malam hari bulan purnama,” kata pengunjung lainnya.

Peserta lain datang dari daerah yang lebih jauh seperti dari Kyauksee di Mandalay.

Kerumunan orang dengan antusias berbaris menunggu balapan. Di desa ini, balapan gerobak kerbau jadi tradisi yang melekat pada festival tahunan ini.

Ada bermacam-macam lomba yang diselenggarakan, tapi lomba balap gerobak kerbau dan kontes kecantikan adalah acara utama festival ini.

“Lomba balap gerobak digelar selama tiga atau empat hari. Kami membaginya menjadi 3 kelompok berdasarkan usia kerbau tersebut – muda, menengah dan dewasa. Untuk kontes kecantikannya sendiri adalah berdasarkan perilaku hewan tersebut – bagaimana sang kerbau menarik gerobak, bagaimana ke empat kaki kerbau tersebut saat berlari,” U Kyi Hlaing, salah satu juri kompetisi ini, menjelaskan.

Kontes kecantikan juga menilai bagaimana sang kusir mengendarai kerbaunya dan berhasil melewati bendera merah. Para juri menilai bagaimana sang kerbau lari.

Kami memiliki empat juri pada empat titik sepanjang jalur balapan. Mereka semua menilai kelakuan sang kerbau, kecantikan, keseimbangan, keharmonian.

Kerbau tercepat belum tentu menjadi pemenang. Untuk memenangkan pertandingan, diperlukan hikmah/kearifan dari sang kusir. Sang kusir harus benar-benar mengetahui prilaku dan karakter kerbaunya dan bagaimana memperlakukan mereka selama bertanding.

Para peserta memerlukan persiapan selama sebulan penuh sebelum pertandingan untuk melatih kerbau mereka. Para pemilik bangga akan kerbaunya, sehingga mereka menghias gerobak dengan pita-pita berwarna.

Ini adalah tradisi kami, budaya kami dan kami berusaha melestarikan keindahan budaya kami selama mungkin.
Meskipun kegiatan ini sudah mulai menghilang di beberapa bagian lain Negara ini, balap gerobak kerbau masih terus berlangsung di desa Ywa Gyi.

Asia Calling/ Ywa Gyi, Myanmar

(**)
Artikel ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program berita radio aktual dari kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling di www.portalkbr.com/asiacalling

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya