SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Washington–Amerika Serikat (AS) meminta China untuk menunjukkan transparansi dan menghormati hak-hak sah warganya satu tahun setelah kekerasan etnik mematikan meletus di ibukota wilayah Xinjiang, Urumqi.

“Kami terus akan mendesak China untuk menangani semua penahanan dan proses pengadilan yang berkaitan dengan kekerasan tahun lalu di Urumqi dengan cara yang transparan,” kata jurubicara Deplu AS Mark Toner kepada AFP, Jumat (2/7).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Kami telah minta China untuk menjamin bahwa hak-hak sah semua warga China dihormati sesuai dengan standard internasional mengenai proses yang pantas,” ujarnya.

Toner menyatakan bahwa AS telah membicarakan keprihatinannya “berulang kali” dengan China melalui kedutaan besarnya di Beijing.

Urumqi meledak dalam kekerasan pada 5 Juli 2009 yang mengadu masyarakat Uighur wilayah itu yang sebagian besar Muslim melawan para anggota etnik mayoritas Han China.

Menurut pemerintah, hampir 200 orang telah tewas dan sekitar 1.700 orang terluka dalam kerusuhan itu, kekerasan etnik terburuk di China dalam beberapa dasawarsa, dengan sebagian besar korban orang Han.

Beberapa aktivis Uighur mengatakan ribuan orang masih belum ada penjelasannya setelah serangan besar-besaran oleh pemerintah China untuk menggulung yang diduga para simpatisan Uighur.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya