MANILA--Mantan Presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, mengaku tidak bersalah terkait tuduhan kecurangan pemilu dalam persidangan pertama kasusnya, Kamis (23/2/2012).
Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Arroyo, 64, yang memerintah Filipina antara 2001-2010, duduk diam di samping suami dan anaknya selama proses persidangan, dan hanya berbicara untuk menyatakan tidak bersalah.
“Tidak bersalah,” katanya setelah tuduhan terhadap dirinya dibacakan.
Proses peradilan terhadap Arroyo dianggap sebagai ujian penting bagi pemerintahan Presiden Benigno Aquino yang mencanangkan perlawanan terhadap korupsi tersebut.
Jika Arroyo terbukti bersalah, dia diancam dengan hukuman penjara seumur hidup.
Dalam upaya mengejar kasus Arroyo, Aquino telah mendorong impeachment terhadap Kepala Senat Mahkamah Agung, Renato Corona, yang dituduh melindungi Arroyo dan menghalangi penyelidikan. Arroyo dan sekutunya pun menuduh Aquino tengah menjalankan balas dendam politik terhadap dirinya.
Proses persidangan terhadap Arroyo bisa menjadi sumber gesekan politik selama berbulan-bulan atau bahkan dalam hitungan tahun, mengingat sejarah korupsi di Filipina yang sangat tinggi. Sebagai pembanding, persidangan serupa terhadap pendahulu Arroyo, Joseph Estrada, berlangsung dari 2001-2007 sebelum akhirnya divonis dengan hukuman penjara seumur hidup pada 2007 dan diampuni Arroyo dua pekan kemudian.
Dalam sebuah pernyataannya kemarin, istana kepresidenan menyatakan persidangan pertama Arroyo itu sebagai “satu langkah lebih dekat menuju penelusuran berbagai kontroversi selama pemerintahan sebelumnya”.
Sementara Jose Miguel Arroyo, menyebut istrinya yang hadir dalam persidangan masih dengan mengenakan penyangga leher, mengalami frustasi atas masalah yang dihadapinya. “Dia merasa itu tidak ada keadilan terhadap dirinya,” ujarnya kepada wartawan.
(JIBI/SOLOPOS/Niken Ari Purwanti/Reuters)