SOLOPOS.COM - Menteri Kuangan Sri Mulyani Indrawati (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

APBN 2016 mengalami koreksi. Dalam APBN-P 2016, Menkeu Sri Mulyani memangkas anggaran hingga Rp133 triliun.

Solopos.com, JAKARTA — Langkah pemangkasan anggaran pemerintah pusat dan transfer daerah pada APBN-P 2016 sebesar Rp133 triliun oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani didukung DPR. Kebijakan ini dinilai sebagai koreksi atas kebijakan menteri terdahulu yang terlalu optimistis meski kalangan DPR telah mengingatkannya.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Hal itu dikemukakan oleh Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP, Hendrawan Supratikno, menanggapi kebijakan pemerintah tersebut ketika dihubungi Bisnis/JIBI, Jumat (5/8/2016). Menurut Hendrawan, pengelolaan fiskal yang dilakukan oleh Bambang PS Brodjonegoro terlalu imajinatif. Padahal, ujarnya, pengelolaan ekonomi harus bersandarkan hal-hal yang kredibel mengingat risiko fiskal cukup tinggi saat ini.

“Pemangkasan ini merupakan koreksi. Menteri terdahulu terlalu optimistis, kami sudah mengingatkan agar direm,” ujarnya. Dia mengingatkan ketika itu agar pemerintah tidak mempertaruhkan APBN di atas asumsi yang tidak masuk akal.

Pada bagian lain. dia menyatakan di tengah pengurangan anggaran itu, BUMN seharusnya tidak lagi mengharapkan suntikan dana melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN). Menurut Hendrawan, akibat pemangkasan tersebut kekuatan APBN dalam memggerakkan sektor ekonomi akan melemah. Agar tidak terjadi perlambatan yang semakin parah, maka harus diimbangi peran swasta.

Ketua DPP PDIP itu menambahkan bahwa swasta dapat berkontribusi melalui dana-dana repatriasi yang masuk ke sektor rill. Untuk itu, BUMN harus kreatif menampung dan memamfaatkan dana tersebut.

Sebelumnya, Sri Mulyani memutuskan untuk memangkas Rp133 triliun anggaran pemerintah pusat dan transfer daerah pada APBN-P 2016.
Kendati demikian, dia yakin stimulus ekonomi masih tetap terjaga di tengah guncangan ekonomi global yang belum pulih.

“Saya yakin bisa [tumbuh ekonomi] karena kita lihat ruang pemotongannya tidak memotong anggaran infrastruktur,” ujarnya. Menurutnya, pemangkasan anggaran juga atas pertimbangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia menegaskan pemotongan anggaran dilakukan pada program-program yang tidak produktif. Misalnya, biaya perjalanan dinas dan dana operasional. “Ini tidak memotong hal-hal yang memang sudah merupakan prioritas pemerintah seperti infrastruktur,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya