SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Antara Ilustrasi

Angkutan barang akan menjadi fokus pengembangan PT KAI Daops VI.

Solopos.com, SOLO—PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta akan fokus menggenjot angkutan barang. Hal tersebut dilakukan dengan melayani peti kemas di Stasiun Solo Jebres yang ditarget bisa beroperasi pada tahun ini.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Executive Vice President (EVP) PT KAI Daops VI, Hendy Helmy, mengatakan selama ini pemanfaatan gudang Stasiun Solo Jebres masih sangat minim. Padahal potensi jasa angkutan barang ini sangat besar. Apalagi Daops VI juga menghubungkan daerah penting di Jateng, yakni Solo, Jogja, dan Semarang yang apabila ditempuh menggunakan jalan raya membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Pengangkutan semen, pupuk, dan BBM [bahan bakar minyak] saat ini memang sudah ada yang menggunakan kereta api tapi untuk peti kemas belum ada di Daops VI. Oleh karena itu, Stasiun Solo Jebres akan dikembangkan usaha peti kemas. Ini sudah ada perusahaan peti kemas yang berminat memanfaatkan,” ungkap Hendy saat ditemui wartawan di Terminal Tirtonadi, Sabtu (31/10/2015).

Menurut dia, potensi peti kemas sangat tinggi karena selama ini kebanyakan produsen memanfaatkan angkutan jalan raya untuk mengangkut produknya. Bahkan ada satu perusahaan yang setiap harinya mengangkut 20 kontainer. Dia menyampaikan dengan memanfaatkan kereta api juga membuat usia jalan raya menjadi lebih panjang dan perusahaan lebih tertib dari segi berat muatan. Hal ini karena lewat jalan raya biasanya truk mengangkut melebihi kapasitas yang seharusnya.

“Kalau memang perusahaan ingin mengangkut dalam jumlah yang besar, bisa dtambah kereta dalam satu rangkaian. Pengangkutan menggunakan kereta juga lebih murah dan cepat. Selain itu, hal ini juga bisa mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya,” ujarnya.

Meski begitu, dia mengaku tetap menggandeng perusahaan trucking untuk mengirim atau mengangkut barang dari terminal peti kemas. Sementara itu, Menteri Perhubungan, Igasius Jonan, mengatakan angkutan barang melalui kereta apu di Indonesia per tahun hanya 40 juta ton. Padahal di Tiongkok bisa mengangkut 10 juta ton per hari.

Oleh karena itu, dia menilai masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.
Namun diakuinya, di beberapa daerah terkendala infrastruktur. Dia mengatakan meski PT KAI memiliki tanah paling luas kedua setelah Perhutani tapi tanah tersebut telah beralih fungsi sehingga ketika akan digunakan harus melalui proses yang panjang untuk pembebasan lahan.

“Pembangunan double track itu butuh waktu dua tahun tapi karena harus lakukan pembebasan lahan, waktunya menjadi lebih lama,” kata Jonan dalam seminar Pembangunan Sistem Kereta Api sebagai Transportasi Massal Nasional di Gedung Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS), Sabtu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya