SOLOPOS.COM - Ilustrasi lalu lintas pesawat di bandara (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

TAMBAH TENAGA -- Kesibukan di lalu lintas pesawat di Bandara Sultan Hasanudin Makassar beberapa waktu lalu. Meningkatnya jumlah lalu lintas penerbangan dan jam operasional bandara belum terimbangi penyediaan sumber daya manusia pendukung, salah satunya petugas Air Traffic Controller selaku pengendali lalu lintas penerbangan. (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

JAKARTA –Di tengah makin tingginya beban pelayanan, PT Angkasa Pura I masih kekurangan petugas Air Traffic Controller sebanyak 286 orang. Padahal ada 2.100 pesawat negara asing dan 250 pesawat domestik yang lalu lalang tiap hari di wilayah udara bandara-bandara yang dikelolanya. Selain itu, AP I juga berencana mengoperasikan empat bandara kelolaannya selama 24 jam.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo mengatakan saat ini tenaga Air Traffic Control (ATC) yang dimiliki sebanyak 339 personel. Padahal dengan pergerakan pesawat sebanyak 1,8 juta penerbangan per tahun di 13 bandara yang dioperasikan, idealnya membutuhkan 625 personel.

“Pergerakan pesawat yang tinggi menyebabkan bertambahnya jam serta beban kerja para tenaga ATC, sehingga dikhawatirkan memengaruhi tingkat keselamatan penerbang,” kata Tommy usai acara pengukuhan Taruna Junior ATC di Jakarta, Rabu (13/6/2012).

Dia menyebutkan melalui pusat pengendali ATC yang dikelola PT AP I yakni Makassar Air Traffic Services Center (MATSC), pihaknya mengatur 2.100 over flying (penerbangan maskapai asing yang lewat) serta 250 pergerakan pesawat domestik per hari di 13 bandaranya. “Untuk maskapai asing, sekali lewat, durasi 1 jam 45 menit, mereka harus bayar Rp10 juta. Nilai ini seperempat lebih kecil dari Australia Rp40 juta. Jadi, biaya over flying di Indonesia tergolong murah, kita menerapkan cost recovery,” kata Tommy.

Dia menjelaskan tenaga ATC ini harus ditambah secepatnya, karena sejumlah bandara akan beroperasi selama 24 jam, seperti Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar, Sepinggan Balikpapan dan Adi Sucipto Yogyakarta. Saat ini baru Bandara Ngurah Rai, Denpasar yang sudah beroperasi 24 jam.

“Untuk memenuhi kebutuhan tenaga ATC ini, kami melakukan program pendidikan akselerasi selama 9 bulan, dengan dana Rp49 miliar pada tahun ini. Biaya ini termasuk untuk pendidikan tenaga teknisi. Dari program pendidikan akselerasi ini, baru meluluskan 25 orang taruna Junior Air Traffic Controller (JATC),” tutur Tommy.

Upaya lainnya, imbuh Tommy, pihaknya juga menandatangani perjanjian kerjasama tentang pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Junior Air Traffic Controller dengan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI). Perjanjian kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia di Bidang Penerbangan antara AP I dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Kementerian Perhubungan yang dilakukan pada 17 Januari 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya