SOLOPOS.COM - Tim investigasi melakukan olah tempat kejadian perkara penyerangan di Mako Brimobda Kepulauan Riau, Batam, Kamis (20/11/2014). Insiden penyerangan oknum anggota TNI AD dari Yonif 134/TS ke Mako Brimobda Kepri pada Rabu (19/11/2014) malam, menyebabkan sejumlah sepeda motor terbakar, perusakan gedung dan mengakibatkan satu orang anggota TNI bernama Praka JK Marpaung tewas terkena tembakan. (JIBI/Solopos/Antara/Joko Sulistyo)

Solopos.com, JAKARTA — ?Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Purn. Oegroseno membantah peristiwa bentrok TNI dan Brimob di Batam disebabkan karena kesejahteraan salah satu dari kedua institusi tersebut masih kurang.

“Gaji kita sama,” tutur Oegro di Jakarta, Sabtu (21/11/2014).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

?Oegroseno mengatakan bahwa pimpinan TNI-Polri harus meluruskan mindset anak buahnya tentang kesejahteraan. Oegroseno menyarankan, jika ada anggota TNI-Polri yang berharap akan menjadi kaya, karena menjadi anggota TNI-Polri maka sebaiknya keluar dari anggota TNI-Polri.

?”Sekarang kita tanya, apa yang dibutuhkan mereka. Kalau uang, silahkan mereka pergi dan jadi swasta. Kalau TNIdan Polri dijadikan alat untuk mencari uang agar kaya, wah rusak ini nanti,” kata Oegroseno.

Oegroseno sendiri mengakui bahwa saat ini ada kondisi yang semakin menurun di kedua institusi tersebut. Oegro juga memberikan contoh bahwa saat ini, banyak anggota TNI maupun Polri yang berlomba-lomba untuk mencari pangkat dan jabatan di institusinya ketimbang berlomba-lomba untuk bekerja menjadi lebih baik.

“?Ada kondisi yang menurun, menurut saya saat ini,” tukas Oegroseno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya