SOLOPOS.COM - Anggota Dewan Pers, A Sapto Anggoro, menyinggung pasal bermasalah di RUU Penyiaran saat rapat kelompok kerja regulasi di forum tertutup yang dimoderatori oleh Marjorie Buchser, senior konsultan UNESCO, Rabu (19/6/2024). (Ist/Dewan Pers)

Solopos.com, DUBROVNIK — Pasal bermasalah dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran yang diinisiasi DPR dibahas dalam rapat United Nation Educational, Sciencetific, and Cultural Organization (UNESCO), Rabu (19/6/2024).

Anggota Dewan Pers, A. Sapto Anggoro, menyinggung masalah itu dalam rapat kelompok kerja regulasi di forum tertutup yang dimoderatori oleh Marjorie Buchser, senior konsultan UNESCO.

Promosi Kampung Rosela Malang Terus Berkembang Berkat Pemberdayaan BRI

Menurut Sapto, Indonesia saat ini dalam situasi berbahaya.

Ini karena parlemen sempat mengusulkan soal pelarangan penyiaran eksklusuf jurnalisme investigasi yang dituangkan dalam draf RUU Penyiaran.

“Meski kemudian pembahasan draf itu dinyatakan ditunda tapi bukan dibatalkan,” tuturnya seperti dikutip Solopos.com dari laman Dewan Pers, Kamis (20/6/2024).

Hal ini dikhawatirkan akan menjadi masalah ke depan pasca pemilihan-presiden yang akan berganti kepemimpinan pada Oktober nanti.

Sapto berpendapat draf itu berpotensi mengganggu demokrasi di Indonesia dan selayaknya semua peduli dan memberi perhatian.

Dewan Pers bersama konstituen sudah menolak hal itu.

“Saya rasa ini perlu perhatian dunia,” ujarnya.

Pertemuan di Kroasia itu dihadiri para badan regulator media dunia. Pembahasan meliputi media sosial, digital platform, pers, dan lain-lain dalam konteks pengaturan dan pengawasannya.

Sapto menyatakan, isu yang disampaikan bukan menanggapi pembicara-pembicara lain tapi berbagi informasi tentang situasi di Indonesia.

Di tengah masalah itu, tambah dia, Menkominfo sudah melontarkan gagasan dengan akan membuat Dewan Media Sosial yang belum jelas bentuknya.

“Dari sini bisa ditarik kesimpulan, di satu sisi platform media sosial sudah membuat pusing pemerintah,” lanjutnya.

Delegasi Indonesia ke UNESCO kali ini dikoordinasi oleh UNESCO Indonesia.

Selain Dewan Pers ada pula dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang dipimpin ketuanya Rahmad Bagja, Koalisi Damai gabungan dari beberapa CSO (chief security officer), termasuk Mafindo dan Ecpat Indonesia.

Ketua Koalisi Damai, Wijayanto, yang juga Wakil Rektor Universitas Diponegoro memimpin koalisi.

Sedangkan dari Mafindo dihadiri Setiaji Eko Nugroho dan Ecpat oleh Oviani Fathul Jannah.

Dalam paparannya, Rahmat Bagja yang menjadi pembicara di hari pertama diskusi menyampaikan, pengalamannya mengawasi dan mengelola pelaksanaan Pilpres 2024 berlangsung baik, karena kolaborasinya dengan Koalisi Damai yang aktif memberikan masukan mengenai pengelolaan isu media dan pendekatannya.

“Guideline yang telah disusun oleh UNESCO dan diterjemahkan oleh kawan-kawan Koalisi Damai sangat membantu pelaksanaan dan eksekusi Bawaslu pada Pilpres 2024,” kata Rahmat.

Wijayanto yang mewakili Koalisi Damai cukup aktif dalam melakukan diskusi di UNESCO.

Selain sebagai pembicara resmi, dia juga terlibat aktif dalam kelompok-kelompok ahli selama diskusi berlangsung.

Dia menyampaikan perkembangan mengenai pelaksanaan Pilpres 2024.

Wakil Rektor Undip yang juga dosen politik ini menyampaikan kunci sukses pelaksanaan Pemilu 2024 dalam konteks komunikasi dan damai, dalam arti memperkecil potensi konflik.

Kunci sukses itu, menurut Wijayanto, antara lain karena kolaborasi dengan Bawaslu dan Komisi Pemilu Indonesia, memonitor ruang publik terutama yang digital, membangun dialog dengan partai-partai peserta pemilu dan lain-lain.



“Kami meminta mereka, para pemimpin partai, untuk menandatangani pemilu damai. Berkat fasilitasi Bawaslu dan KPU, itu bisa berhasil,” tutur Wijayanto yang menambahkan bahwa pilpres telah menghasilkan sosok yang suka joget berpasangan dengan anak muda.

Tantangan berikutnya, tambahnya, adalah tentang pelaksanaan pilkada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya