SOLOPOS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) didampingi ketua PFI Yogyakarta Tolcah Hamied melihat Pameran Foto Nusa Bahari di Bentara Budaya Yogyakarta, Rabu (9/9) malam. Dalam kesempatan tersebut menteri KKP memberikan apresiasi atas karya foto yang dipamerkan. (Gigih M. Hanafi/Harian Jogja )

Menteri Susi menangis saat ada seorang anak kecil membacakan surat untuknya.

Solopos.com, JAKARTA – Jamaliyah merupakan Juara I dari kategori Menulis Surat untuk Ibu Menteri dalam rangkaian kegiatan Aksi Ekspresi Cinta Laut (ACL) yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Saat melihat sosoknya, kita tidak akan menyadari ia memiliki kekuatan dalam merangkai kata pada sebuah surat yang dibuatnya khusus untuk Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Siapa sangka, sosok kecil dan ternyata pendiam ini mampu membuat sosok setangguh Susi menangis dihadapan lebih dari 1.000 hadirin di acara Apresiasi dan Ekspos Bahari Nusantara.

Jamaliyah tidak merasa takut saat diminta maju ke tengah panggung. Di tangannya ada sebuah papan yang di atasnya terdapat kertas untuk dibacanya. Dengan lancar ia membacakan surat yang dibuat khusus untuk orang nomor satu di KKP tersebut mengenai kehidupannya dan masyarakat Pulau Bawean tempatnya berasal.

Anak kelima dari delapan bersaudara ini menyampaikan pesan yang penting kepada para pemimpin negeri ini, khususnya Menteri Susi, untuk tidak pernah menyerah dalam menjaga Laut Indonesia dan memberantas illegal fishing.

“Ibu harus semangat ketika bekerja sebagai Menteri. Saya dan ibu mendoakan Ibu Susi diberi kesehatan selalu agar kami semua anak Indonesia bisa terus melihat Laut Indah Indonesia seperti di Bawean,” katanya dihadapan Susi dalam acara Apresiasi dan Ekspos Bahari Nusantara, di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, Kamis (10/12/2015)lalu.

Selain itu, siswa kelas 5 SDN Kepuhlegundi, Pulau Bawean, ini juga mengisahkan tentang kehidupan anak-anak Pulau Bawean, pulau kecil di antara pulau Jawa dan Kalimantan tersebut.

Mendengar kisahnya dan kehidupan anak-anak di Pulau Bawean membuat Susi menangis. Jamilah ternyata tidak hanya membuat Susi seorang yang terharu, tetapi sebagian besar yang hadir di acara tersebut ikut tersentuh dengan isi surat tersebut.

“Saya selalu ke laut, saya pergi ke laut. Saya dan ibu senang mengambil ikan dan kerang. Di sana masih sangat indah loh Bu,” ujarnya.

Menurut Jama, demikian panggilan akrabnya, orang Bawean sangat peduli dengan alam khususnya laut. Mereka memandang laut sebagai sebuah kehidupan. Karena itu, secara pribadi Jama tidak mau lihat ikan dan kerang habis karena pengambilan ikan secara ilegal.

“Iya kan Bu?” ucapnya kepada Susi di acara dan mendapat sambutan sorak sorai dari hadirin yang hadir.

Jama yang hampir sepekan sekali main ke laut walau letaknya jauh dari rumahnya menyadari memakan ikan akan membuatnya pintar. Untuk dirinya dan masyarakat sekitar Pulau Bawean, ikan dan kerang sangat bergizi.

Buktinya, menurut Jama, karena ikan dan kerang yang merupakan makanan favoritnya, tahun lalu dirinya bisa mengikuti kompetisi lomba Matematika tingkat nasional yang diselenggarakan di Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Saya bangga meskipun saya tidak makan daging saya bisa mewakili Bawean dalam lomba itu, Bu,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Jama berharap suatu saat nanti bisa bertemu dengan Susi dan makan bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya