SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> &mdash; Masuknya pendiri Partai Keadilan yang kini bernama Partai Keadilan Sejhatera (PKS), Yusuf Supendi, sebagai calon anggota legislatif dari <a href="http://news.solopos.com/read/20180717/496/928504/mobil-harry-tanoe-picu-bentrok-pdip-perindo-adian-oke-lu-kaya" target="_blank">Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)</a>, mencuri perhatian publik.</p><p>Meski muncul spekulasi soal kepindahannya ke Partai Hanura dan kemudian berlabuh di PDIP, namun dia secara tegas memantapkan pilihannya. Dia mengaku lebih memilih PDIP karena dinilai lebih mapan ketimbang Partai Hanura, kendaraan politik yang gagal dia tumpangi saat menuju Senayan pada Pemilu 2014.</p><p>"Saya sudah memantapkan hati untuk maju bersama PDIP," ujarnya, Rabu (18/7/2018).</p><p>Yusuf mengungkapkan selain PDIP sebagai partai yang sudah mapan, alasannya berlabuh di partai moncong putih tersebut karena faktor pendukung. Dia mengatakan sekitar 70% kader PDIP merupakan umat muslim dan kalangan santri.</p><p>"70 persen pendukung <a href="http://news.solopos.com/read/20180717/496/928448/jokowi-restui-johan-budi-jadi-caleg-pdip" target="_blank">PDIP</a> itu umat Islam dan santri, jadi saya cocok," kata Yusuf kepada wartawan.</p><p>Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa komunikasi yang dijalin PDIP dengan Yusuf Supendi sudah terjalin sejak lama. Hasto mengatakan komunikasi intensif dengan Yusuf terjadi saat mereka menjadi anggota DPR periode 2004-2009.</p><p>Hasto menambahkan, Yusuf juga bisa menjadi perpanjangan tangan PDIP untuk menyebarkan gagasan nasionalisme-religius atau nasionalisme-Islam. "Konsep itulah yang digagas proklamator sekaligsus presiden pertama RI, Sukarno, yaitu membangun komunikasi politik dengan negara-negara berpendukuk muslim di masa awal pemerintahannya," katanya.</p><p>Yusuf Supendi dikenal sebagai salah satu generasi pertama dan pendiri gerakan Tarbiyah di Indonesia. Gerakan Tarbiyah itu kemudian berubah bentuk menjadi partai politik bernama Partai Keadilan dan mengikuti Pemilu 1999. Karena gagal mencapai electoral treshold 3%, partai itu berubah nama menjadi <a href="http://news.solopos.com/read/20180717/496/928485/fahri-hamzah-mahfudz-siddiq-tak-lagi-jadi-caleg-pks" target="_blank">Partai Keadilan Sejahtera (PKS)</a> untuk bisa ikut Pemilu 2014.</p><p>Yusuf juga pernah masuk Senayan sebagai wakil rakyat melalui Fraksi PKS dari Dapil IV kabupaten/kota Bogor Jawa Barat p<span>ada periode 2004-2009. Dia juga pernah&nbsp;</span>menjabat posisi sebagai Wakil Ketua dan anggota Dewan Syariah PKS peroide 2000-2010.</p>

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya