SOLOPOS.COM - Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Kepulan asap putih yang mengandung gas karbondioksida (CO2) terlihat di permukaan kawah Timbang dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BANJARNEGARA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyatakan gempa masih sering mengguncang Kawah Timbang di Desa Sumberejo.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Berdasarkan pengamatan Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Minggu (31/3) pukul 18.00 WIB, hingga Senin pukul 06.00 WIB terekam adanya tujuh kali gempa vulkanik dalam, dan 27 kali gempa vulkanik dangkal,” kata petugas Posko Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo di Kecamatan Batur, Banjarnegara, Senin (1/4/2013).

Sementara pada Minggu (31/3/2013) pukul 00.00 hingga pukul 18.00 WIB terekam 12 kali gempa vulkanik dalam, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan dua kali gempa hembusan yang terjadi di sekitar Kawah Timbang. Padahal saat Kawah Timbang berstatus normal, kata dia, rata-rata selama satu bulan terekam kurang dari 10 kali gempa vulkanik dalam, dan kurang dari lima kali gempa vulkanik dangkal.

“Meskipun masih sering diguncang gempa, masyarakat sekitar Kawah Timbang tetap tenang di rumah masing-masing. Hingga saat ini belum ada pengungsian,” katanya.

Selain gempa, kata dia, dalam pengamatan visual juga terpantau adanya asap putih tebal yang dihembuskan Kawah Timbang dengan tekanan lemah hingga ketinggian 50–80 meter ke arah barat.

“Angin di sekitar Kawah Timbang bertiup lemah ke arah barat dan cuaca terlihat cerah,” kata dia menjelaskan. Pada jarak 1.000 meter dari Kawah Timbang ke arah barat, kata dia, bau belerang tercium cukup tajam. Sedangkan pada jarak 1.500 meter dari Kawah Timbang ke arah selatan, lanjutnya, bau belerang tercium lemah. “Dari hasil pengukuran gas berbahaya di Dusun Simbar yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Kawah Timbang ke arah barat, terdeteksi adanya konsentrasi H2S yang mencapai 5 ppm, sedangkan gas lainnya tidak terdeteksi,” katanya.

Sementara dalam pengukuran di Dusun Serang yang berjarak sekitar 1,2 kilometer dari Kawah Timbang ke arah barat daya, terdeteksi adanya gas H2S yang mencapai 6 ppm, sedangkan gas lainnya tidak terdeteksi. “Konsentrasi gas di udara bebas yang aman bagi kehidupan, yakni di bawah 0,5 persen volume untuk CO2 dan di bawah 10 ppm untuk H2S,” katanya.

Terkait hal itu, kata dia, PVMBG masih menetapkan status siaga terhadap Kawah Timbang dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius 1.000 meter dari kawah tersebut. Saat ini, lanjutnya, telah dilakukan penambahan papan jalur evakuasi di sejumlah ruas jalan Kecamatan Batur khususnya Desa Sumberejo dan Desa Batur.

“Kalau light tower atau lampu sorot telah dipasang sejak Sabtu (30/3) di Dusun Simbar, Desa Sumberejo, yang mengarah ke Kawah Timbang, sehingga pemantauan pada malam hari lebih mudah dilakukan meskipun dari jarak aman atau di luar radius 1.000 meter,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya