SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madura (Solopos.com)–Ratusan aktivis perempuan Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kamis (28/4/2011) berunjuk rasa memprotes praktik kekerasan terhadap kaum perempuan yang selama ini sering terjadi di wilayah itu.

Para aktivis perempuan dari sejumlah organisasi seperti Korp HMI-Wati (Kohati), Ikatan Pemuda-Pemudi Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan aktivis LSM perempuan ini menilai, upaya mengusut kasus KDRT kurang optimal.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Kami menuntut praktik kekerasan terhadap kaum perempuan diperhatikan oleh semua kalangan. Jangan hanya jadikan kaum perempuan sebagai objek pelengkap,” kata Ketua Umum Kohati Pamekasan Rifkiyatul Muharromah.

Unjuk rasa para aktivis perempuan Pamekasan dari berbagai kelompok organisasi dan LSM ini mulai dari perempatan pegadaian. Mereka menggelar orasi sambil membagi-bagikan bunga kepada para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di wilayah itu.

Para pengunjuk rasa juga membagi-bagikan brosur yang berisi kecaman atas praktik kekerasan dalam rumah tangga dan praktik perselingkuhan yang dilakukan oknum anggota dewan di wilayah itu.

“Tolong hal ini diperhatikan. Kedudukan kaum perempuan menurut agama setara dengan kaum laki-laki,” ujar Rifkiyatul Muharromah.

Usai menggelar orasi dan membagi-bagikan brosur yang berisi tuntutan mereka atas praktik KDRT, ratusan aktivis perempuan ini selanjutnya bergerak menuju kantor DPRD Pamekasan dengan berjalan kaki.

Di sepanjang jalan mereka terus menggelar orasi, sambil meneriakkan yel-yel, “hidup perempuan”.

Unjuk rasa para aktivis perempuan ini sempat memacetkan arus lalu lintas di sepanjang jalan yang dilaluinya, di Jalan Kabupaten Pamekasan.

Ada sejumlah kasus kekerasan yang menimpa kaum perempuan yang sempat disuarakan para aktivis perempuan Pamekasan dalam orasinya.

Antara lain kasus yang menimpa dua orang siswi di salah satu Madrasah Aliyah Negeri dan seorang siswi di salah satu SMA di Pamekasan.

“Oleh karenanya, kami minta aparat penegak hukum hendaknya lebih memperhatikan ketentuan perundang-undangan tentang perlindungan terhadap kaum perempuan,” lanjutnya.

Wartawan Antara di lokasi kejadian melaporkan, saat ini para aktivis perempuan ini mulai memasuki halaman kantor DPRD Pamekasan guna menyampaikan aspirasinya.

Selain dalam rangka memperingati hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April lalu, unjuk rasa aktivis perempuan ini juga dalam rangka memperingati 3 tahun kepemimpinan pasangan bupati dan wakil bupati Kholilurrahman-Kadarisman Sastrodiwiryo (Kondang).

Seusai menemui wakil rakyat di DPRD Pamekasan para aktivis perempuan ini rencananya juga akan mendatangi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan.

(Antara/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya