SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Sejumlah kasus pelanggaran HAM berat disebut-sebut terjadi saat Komjen Timur Pradopo menjadi Kapolres Jakarta Barat tahun 1998 silam.

Dengan catatan kelam peristiwa Trisakti dan Semanggi I itu, Timur dinilai tak layak melenggang mulus di DPR.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

“Kalau sampai Timur dilantik oleh DPR, kami tidak akan tinggal diam. Kalau DPR menggolkan, kami akan duduk lagi di DPR seperti dulu,” kata mantan aktivis ’98, Didi Arianto.

Hal itu dia katakan saat rapat audiensi dengan Komisi III DPR sebelum uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10).

Sebagai pemegang komando saat itu, Timur dinilai gagal mengamankan kondisi Jakarta. Saat itu, Timur adalah Wadankolaops dalam struktur komando operasi Mantap Jaya III dibawah pimpinan Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Syamsuddin.

“Anehnya setelah gagal di Barat, dia malah dipindahkan ke Kapolres Pusat yang mana di sana ada objek vital yang juga butuh pengamanan ketat yaitu Istana,” katanya.

Didi mengatakan, SBY yang saat itu menjabat sebagai Kassospol ABRI juga pernah menjanjikan pelanggaran ini diusut tuntas. Namun kenyataannya, katanya, komitmen itu hilang saat dia menjadi Presiden sampai saat ini.

“Sekarang SBY tidak komitmen dengan kata-katanya waktu itu. Semua yang ada berperan dalam pengamanan di lapangan saat itu, justru sekarang semua memegang peranan,” jelasnya.

“Maka itu kami tegaskan menolak pencalonan ini dengan murni,” kata Didi.

Selain Didi, Sumarsih, ibunda mahasiswa Atma Jaya Benardinus Realino Norma Irawan alias Wawan yang menjadi korban Tragedi Semanggi, mengatakan, tidak ingin orang dengan catatan seperti Timur menjadi Kapolri kelak.

“Kami menolak Timur karena Timur adalah pelanggar HAM. Timur tidak menghargai HAM terbukti dengan membiarkan penembakan saat tragedi Trisakti dan Mei 98 itu,” kata Sumarsih.

Rencanaya Kamis (14/10) Komisi III DPR akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Timur, calon tunggal Kapolri yang diajukan oleh Presiden SBY.

Pencalonan Timur dinilai sejumlah kalangan cukup kontroversial. Sebab, dalam hitungan jam, Timur yang semula berpangkat Irjen tiba-tiba dinaikkan pangkatnya menjadi Komjen dan langsung dijadikan calon Kapolri.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya