SOLOPOS.COM - Ilustrasi pintu masuk UNS Solo (Dok/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Rektor, Senat, Akademik, dan Dewan Profesor atas nama pimpinan Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo mengeluarkan sikap terkait Pemilu 2024. 

Pernyataan sikap tersebut disampaikan Humas UNS kepada awak media melalui pesan di WhatsApp Group, Rabu (7/2/2024).

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Dalam pernyataan itu tertulis tiga poin. Pertama, mendukung terselenggaranya Pemilu 2024 secara demokratis, jujur, dan adil. Kedua, berkomitmen menjaga kondusivitas kampus UNS untuk kegiatan tridharma perguruan tinggi bagi semua warga UNS dan masyarakat. 

Ketiga, mengimbau kepada warga kampus UNS dan semua pihak untuk menghormati dan menghargai setiap perbedaan pandangan dan pendapat dengan menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan. 

Surat pernyataan yang tertanggal 5 Februari 2024 itu ditandatangani oleh Plt Rektor, Chatarina Muliana; Ketua Senat Akademik, Sri Sulistyowati; dan Ketua Dewan Profesor, Suranto.

Sebelumnya, puluhan mahasiswa UNS Solo mengeluarkan pernyataan sikap terkait penyimpangan demokrasi pada Pemilu 2024 yang dibacakan di depan gedung rektorat, Rabu (7/2/2024). Namun, tidak terlihat jajaran rektor dan dosen dalam pernyataan sikap tersebut.

Presiden BEM UNS Solo, Agung Lucky Pradita, mengatakan tidak terlibatnya dosen, guru besar, dan jajaran rektor menjadi pertanyaan besar bagi pihaknya. Agung mengatakan dirinya sempat mengundang jajaran rektor dan civitas akademica, namun tetap tidak hadir.

“Katanya UNS sebagai salah satu kampus benteng Pancasila, namun hingga saat ini belum berani menyatakan sikapnya temen-teman media. Dengan adanya ini juga kami harapkan dari rektorat dan dewan profesor berani untuk tidak tinggal diam,” kata dia kepada awak media, Rabu (7/2/2024).

Agung juga mendesak agar civitas akademika menyatakan sikap. Pihaknya mengeluarkan petisi di platform change.org pada 3 Februari 2024 lalu. Petisi dengan tajuk Mendesak Civitas Akademika UNS dalam Menyikapi Kemunduran Demokrasi Indonesia itu berhasil menggalang lebih dari 1.500 tanda tangan.

“Namun hingga saat ini belum berani mengutarakan statement yang dilontarkan ke media atau pers. Sebenarnya kami telah berdiskusi panjang dengan rektorat dan dewan profesor untuk bersama-sama menyatakan sikap ke publik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya