SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Stok akhir tahun Perum Bulog diperkirakan 2,3 juta ton atau melebihi target pemerintah sebesar 2 juta ton dari penyerapan beras dalam negeri ditambah beras impor.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa penyerapan beras petani oleh Bulog hingga, Selasa (4/12/2012) sudah mencapai 3,575 juta ton.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Hal itu diungkapkannya seusai Seminar Nasional “Menjadikan Indonesia Sebagai Pemasok Pangan Tropis Dunia 2025”, di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional.

“Menjelang akhir tahun ini, Bulog masih melakukan penyerapan hingga 5.000 ton per hari meskipun berfluktuasi,” katanya.

Sutarto menyatakan, stok hari ini mencapai 2,2 juta ton yang mana sekitar 300 ribu ton itu berasal dari impor beras dari Vietnam.

Stok beras yang dimiliki Bulog, lanjutnya, rutin digunakan untuk penyaluran beras masyarakat miskin (raskin) yang jumlahnya 260-300 ribu per bulan yang mana tahun ini tinggal satu kali lagi dan akan rampung Desember.

Dengan demikian, sisa stok saat ini yang berjumlah 2,2 juta ton dikurangi penyaluran raskin maksimal 300 ribu ton menjadi 1,9 juta ton.

Padahal, target stok akhir tahun pemerintah minimal 2 juta ton, tambahnya, oleh karena itu untuk memenuhi target, Bulog berencana melakukan realisasi impor sejumlah 400 ribu ton, sehingga total menjadi 2,3 juta ton.

“Kalau biasanya stok hanya di bawah dua juta ton sekarang 2,3 juta ton. Yang penting Bulog bisa menjaga harga di tingkat produsen agar tidak jatuh dan jaga di tingkat konsumen agar tidak naik,” katanya.

Mantan Dirjen Tanaman Panan Kementerian Pertanian itu melanjutkan, beras impor tersebut ditargetkan masuk seluruhnya pada 31 Desember 2012.

Tahun ini Bulog memastikan hanya mengimpor 700 ribu ton beras untuk menjaga stok akhir tahun yang terdiri dari Vietnam sebanyak 600 ribu, dan sisanya dari India.

“Kami tidak impor dari Thailand dan Kamboja karena harganya tidak masuk,” katanya.

Sutarto menambahkan, dengan meningkatnya jumlah stok beras yang dimiliki Bulog, maka laba diperkirakan akan menurun.

“Karena dengan stok banyak berarti bunga bank bertambah dan biaya perawatan juga bertambah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya