Jakarta (Espos) – Golkar tidak ada niat keluar dari Setgab Koalisi. Namun apabila friksi terkait hak angket pajak kian tajam dan tidak ada titik temu maka tidak menutup kemungkinan Golkar hengkang dari koalisi.
“Ke depan kita lihat perkembangannya. Itu (keluar dari koalisi) bisa saja terjadi, saya tidak menutup kemungkinan,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, seusai menghadiri acara pemakaman Bustanil Arifin di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (19/2).
Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital
Menurut dia, kemungkinan Golkar keluar dari koalisi bisa terjadi karena partai-partai politik juga memiliki banyak kepentingan.
“Belum tentu satu partai dengan yang lain memiliki kepentingan yang sama dalam suatu masalah. Bisa saja ada perbedaan. Kalau friksinya semakin tajam akan dicari bagaimana kita temukan perbedaan-perbedaan itu. Tetapi, kalau tidak ditemukan kita masing-masing harus berpegang pada pendiriannya masing-masing,” paparnya.
Namun demikian, Akbar berpendapat, Golkar saat ini belum memiliki niat keluar dari koalisi. “Golkar tidak ada intentions untuk keluar dari koalisi. Tapi tentu saja Golkar tetap mempunyai kebijakan-kebijakan yang menjadi keyakinan Golkar. Itu yang terbaik bagi rakyat dan bangsa,” kata Akbar.
Mantan Ketua DPR ini menambahkan kebijakan itu terus diperjuangkan oleh Partai Golkar.
“Apalagi motto Golkar sekarang, suara Golkar suara rakyat. Maka, dalam perjuangannya bisa saja ada perbedaan-perbedaan dengan badan sosial politik lain dan bukan tidak mungkin bisa saja ada perbedaan dengan partai partai yang bergabung dengan Koalisi Setgab,” ujar dia.
dtc/try