SOLOPOS.COM - Ilustrasi memasak pakai kompor induksi. (Freepik)

Solopos.com, BANDUNG–Ketua Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan Institut Teknologi Bandung (ITB) Yuli Setyo Indartono menyarankan pemerintah untuk melakukan subsidi pembelian kompor listrik untuk mengurangi dampak negatif dari fluktuasi harga BBM dan elpiji terhadap perekonomian nasional.

“Kalau dulu pemerintah memiliki program penggantian minyak tanah dengan elpiji, saat ini waktunya melanjutkan perubahan elpiji ke listrik,” kata Yuli di Bandung, Selasa (23/8/2022).

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Dia juga menyarankan pemerintah melakukan elektrifikasi moda transportasi untuk mengurangi dampak negatif dari fluktuasi harga BBM dan elpiji terhadap perekonomian nasional.

Pengurangan BBM di transportasi bisa dilakukan dengan tiga cara yakni peningkatan penggunaan biofuel, elektrifikasi kendaraan bermotor, serta perbaikan transportasi massal.

Baca Juga: PLN Siap Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi, Ini Strateginya

Sedangkan di sektor rumah tangga, penggunaan kompor listrik dapat berperan mengurangi konsumsi elpiji.

Saat ini, bahan bakar cair yang digunakan secara nasional telah digantikan oleh biofuel, bahkan hingga sebanyak 14%.

Melalui usaha ini, pemerintah ingin meningkatkan kontribusi bioefuel di sektor transportasi dan tahun ini, uji coba B40 yang merupakan campuran biodiesel 40% pada bahan bakar diesel juga sedang dilakukan.

Menanggapi isu elektrifikasi kendaraan bermotor dan penggunaan kompor listrik, Yuli Setyo Indartono menyatakan bahwa keduanya pun perlu diiringi dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik di Tanah Air.

Baca Juga: Beralih ke Kompor Induksi, Warga Kota Solo Hemat hingga 40%

Menurut dia, langkah cepat yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan subsidi pembelian kompor listrik kepada masyarakat menengah ke bawah.

Di sisi lain, di sektor transportasi, peningkatan jumlah dan kualitas transportasi massal di dalam kota maupun antarkota perlu digarap.

Ia juga mendukung ikhtiar elektrifikasi kendaraan bermotor yang dapat dipercepat dengan pemberian subsidi pembelian kendaraan listrik dan pembangunan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

Semua anggaran yang dibutuhkan dapat diambil dari sebagian pos subsidi BBM.

Baca Juga: Cara Memperbaiki Kompor Gas Api Kecil, Ketahui Juga Penyebabnya!

Bersamaan dengan hal tersebut, pemerintah juga perlu merencanakan pembangunan pembangkit listrik yang baru dan sesuai kebutuhan.

“Alokasi subsidi BBM yang besar saat ini, sebagian dapat digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik baru yang berbasis energi baru dan terbarukan seperti tenaga air, panas bumi, surya, dan angin,” kata Yuli.

Pilihan ini sejalan dengan tanggung jawab Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer.

Pengembangan jenis energi baru dan terbarukan lainnya juga harus menjadi bahan konsiderasi, di antaranya biomassa, nuklir, serta laut.

Baca Juga: YLKI Dukung Konversi Elpiji ke Kompor Induksi, Ini Alasannya

Pengembangan clean coal dan carbon capture and storage perlu dilakukan agar batu bara, yang sangat besar jumlahnya di Indonesia, dapat dimanfaatkan tanpa merusak bumi.

Pengembangan teknologi penyimpanan energi perlu dilakukan agar kita dapat menggunakan tenaga surya dan tenaga angin skala besar tanpa khawatir dampak intermittency-nya terhadap kestabilan jaringan listrik.

“Jika kita dapat menggunakan separuh saja dari Rp502 triliun untuk melakukan hal-hal ini, mudah-mudahan, Bangsa kita tidak terjerembab lagi pada masalah BBM yang mungkin kembali terjadi di masa mendatang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya