SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PENGARAHAN -- Gubernur Bibit Waluyo menghadiri pengarahan persiapan musim tanam wilayah Waduk Kedung Ombo di Grobogan, Senin (24/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Grobogan (Solopos.com) – Makin maraknya aksi sedot air dari sungai dan irigasi yang bersumber dari Waduk Kedung Ombo (WKO) oleh petani mengancam target panen musim tanam (MT) I Jawa Tengah di Januari 2012.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Hal itu dikemukakan Gubernur Jateng H Bibit Waluyo saat memberikan pengarahan pengelolaan irigasi dan persiapan musim tanam 2011-2012 di sekitar Waduk Kedung Ombo, di Gedung Riptaloka, Setda Grobogan, Senin (24/10/2011). “Kalau ini tidak segera dikendalikan oleh pemangku yakni Dinas PSDA Provinsi Jateng dan Balai Besar Pemali Juana maka target panen MT I Jateng sesuai angka ramalan (Aram) sebanyak 3,2 juta ton tidak akan tercapai,” jelas Gubernur di hadapan kepala daerah sekitar WKO.

Menurut Gubernur keberadaan WKO selama ini, airnya dimanfaatkan untuk lahan pertanian di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan untuk kebutuhan air minum Kota Semarang. Sejak 6 September 2011 air dari WKO sudah dialirkan, namun 21 September atau sekitar 15 hari kemudian, lanjut Gubernur, ada kesepakatan diperbolehkannya penggunaan pompa air untuk menyedot air guna mengiri lahan pertanian di daerah hulu.

“Jadi pelaksanaannya ada bias-bias. Baru 15 hari dialirkan untuk kebutuhan air petani di daerah Demak (hilir) ternyata sudah disedot dengan pompa oleh petani di daerah lain,” tutur Gubernur. Seharusnya daerah hilir dulu yang pertama, setelah tanaman padi berusia tiga pekan, sambung Gubernur baru air bisa digunakan petani di daerah lain bersamaan turunnya hujan. “Kalau sampai awal November, hujan belum turun tanaman padi kekurangan air karena sudah diambil petani lain bisa mati,” ujarnya.

Oleh karenanya, Gubernur meminta agar petani di Demak tidak berlebihan menggunakan air, kemudian petani di daerah lain jika belum saatnya tanam jangan ambil air dulu. “Ini dalam rangka efisensi air,” tegas Bibit.

Sementara sebelumnya Plh Kepala Dinas PSDA Jateng, Ir Hidayat Mulyono dalam laporannya di kegiatan tersebut menyampaikan, bahwa saat ini ada 275 pompa air milik petani yang digunakan untuk menyedot air di sepanjang Sungai Lusi, Sungai Seran dan saluran irigasi lainnya. “Sekitar 50 persen pompa air dipasang di Sungai Lusi dengan diameter hingga enam in dan mampu mengalirkan air 40 liter per detik,” ungkapnya.

rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya