SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok.org)

Ahok, Gubernur DKI Jakarta, kembali menarik perhatian sejak konfliknya dengan DPRD DKI Jakarta. Gayanya membuat JK berkomentar.

Solopos.com, JAKARTA — Kemarin Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menghadap Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) salah satunya membicarakan kisruh APBD 2015 yang tak kunjung rampung.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Ahok memang dikenal kerap membuat gebrakan yang menimbulkan pro dan kontra sampai membuat geleng-geleng kepala. Dengan gaya ceplas ceplosnya, Ahok kerap mewarnai headline pemberitaan media massa.

Bagi yang pro, sosok Ahok digambarkan pemimpin yang tegas membela yang benar dengan memarahi begitu saja siapapun yang melakukan salah, bahkan DPRD sekalipun. Sementara itu, bagi yang kontra, Ahok dianggap sebagai pemimpin yang sembrono mengabaikan etika dalam berbicara.

Wapres Jusuf Kalla pun memberi wejangan kepada Ahok. Menurutnya, pemimpin yang dikatakan sukses jadi manajer kota adalah yang disiplin seperti bekas Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew. Kepemimpinannya membawa Singapura modern telah melegenda hingga penjuru dunia.

Jakarta sudah mengenal Ali Sadikin dalam memimpin Ibu Kota menjadi kota metropolitan. Apabila Ahok ingin menjadi legenda di tanah Batavia, wapres hanya berpesan kepada mantan Bupati Belitung Timur tersebut agar jangan kasar.

“Kemarin saya bicara, “Ahok, kau bisa jadi legenda kota juga seperti Ali Sadikin, harus bekerja dengan benar tapi tidak kasar’,” kata JK saat membuka peluncuran indeks kota cerdas Indonesia 2015 di JCC, Selasa (24/3/2015).

JK menambahkan pemimpin boleh keras, tetapi jangan kasar. Leadership seseorang akan menentukan berhasil tidaknya mengelola sebuah kota yang nyaman untuk bertempat tinggal meskipun diiringi oleh kemajuan teknologi dan industri yang pesat.

“Boleh keras dan tegas, tapi jangan kasar. Kalau begitu, Anda jadi legenda orang yang kasar,” kata JK.

Beberapa kota di Indonesia memiliki legenda pemimpin kota masing-masing. Seperti Kota Makassar Daeng Patompo dan Kota Padang Syahrul Ujud. “Semua orang bisa jadi legenda selama dia bisa, tentu gerakan masyarakat berbuat kebaikan,” ujar JK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya