SOLOPOS.COM - Agus Andrianto, Kepala Bareskrim Polri yang kemudian diangkat menjadi Wakil Kapolri.(Antara/Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Penunjukan Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto sebagai Wakil Kapolri (Wakapolri) dinilai bisa memberi pengaruh besar ke dalam internal Polri. Hal ini diungkapkan pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menanggapi posisi baru mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri itu.

Menurut Bambang, keberadaan Agus Andrianto dalam jabatan sebagai orang nomor dua di Polri bisa memicu fenomena “matahari kembar” atau dua sosok pimpinan yang sama-sama punya pengaruh besar. “Memang [Wakapolri] tidak memberikan pernyataan ke luar, tetapi bisa memengaruhi kebijakan di internal,” kata Bambang, Selasa (27/6/2023). Namun Bambang menyebut karena hal ini sudah menjadi keputusan dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, maka tidak bisa lagi dinilai soal tepat atau tidaknya.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Nama Agus Andrianto sebelum ini sempat terseret dalam pengakuan tersangka kasus tambang ilegal Ismail Bolong. Namun, di era kiprahnya sebagai Kepala Bareskrim Polri, Agus dinilai mampu menuntaskan kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh Bharada Richard Eliezer atas perintah mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Ferdy Sambo. “Dengan kontroversi-kontroversi selama ini terkait rekam jejak beliau [Agus Andrianto], ini akan semakin menjadi beban bagi institusi Polri dalam membangun kepercayaan masyarakat,” jelasnya.

Menurut Bambang, penunjukan pemangku jabatan Wakapolri tak lepas dari pengaruh politik, tetapi seharusnya juga mempertimbangkan unsur-unsur kepentingan strategis institusi Polri. Bambang menyebut Polri harusnya berjarak dengan politik. Bila hanya mengikuti arahan politik saja, tambahnya, maka yang dirugikan adalah institusi itu sendiri. Masa depan Polri pun sangat panjang, sementara politik lebih pada pragmatis jangka pendek. “Makanya, agar Polri profesional, harus tetap berjarak dengan politik,” tegas dia.

Bambang lantas mencontohkan peran strategis Wakapolri dalam menentukan penempatan pejabat-pejabat Polri. “Contoh paling aktual ialah bagaimana [mantan] Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono menganulir demosi Kombes Pol. Rizal Irawan dari lima tahun menjadi satu tahun dan kemudian mempromosikan mendapat bintang satu,” ujar Bambang. Kombes Pol. Rizal Irawan sempat jadi sorotan karena dia pernah tersangkut kasus pemerasan dan bahkan sudah dijatuhi sanksi demosi. Namun kemudian dia justru bisa naik pangkat menjadi brigadir jenderal dan menduduki jabatan di Badan Intelijen Negara (BIN).

Agus Andrianto menjadi Wakapolri menggantikan Gatot Eddy Pramono yang memasuki masa pensiun per tanggal 28 Juni 2023. Penunjukan Agus Andrianto sebagai Wakapolri dari jabatannya sebagai Kabareskrim tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor: ST/1339/VI/KEP./2023 tanggal 24 Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya