SOLOPOS.COM - Persidangan jaringan mata-mata Rusia, Illegal Operation, oleh pengadilan Amerika Serikat. (google)

Persidangan jaringan mata-mata Rusia, Illegal Operation, oleh pengadilan Amerika Serikat. (google)

Jaringan Illegal Operation di Amerika Serikat (AS) diduga telah berjalan lebih dari satu dekade. Menurut agen FBI, Maria Ricci, mereka memiliki beberapa modus operandi untuk menyusup di AS.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Menggunakan identitas orang yang sudah meninggal dunia adalah yang paling sering dilakukan untuk memuluskan suatu misi. Penggunaan dokumen-dokumen palsu untuk melakukan perjalanan dari dan ke Amerika juga biasa dilakukan.

“Mereka selalu mencoba mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang mungkin memberi akses untuk mendapatkan rahasia negara, di bidang apa saja,” tulis Ricci, seorang pakar kontraintelijen FBI.

Sebagai rencana cadangan jika situasi mengharuskan mereka kabur secepatnya, setiap anggota Illegal Operation selalu menyimpan uang tunai di rumah sekitar Rp 740 juta.

Sejak FBI memastikan keterkaitannya dengan Illegal Operation, semua gerak-gerik Anna Chapman terus dipantau. Pada Januari 2010, diketahui Chapman berkomunikasi dengan dinas intelijen Rusia, SVR, menggunakan komputer di area hot spot kedai kopi Starbucks.

Aksi serupa dilakukan Chapan dua bulan berikutnya dari sebuah toko buku. Hingga akhirnya pada Sabtu, 26 Juni 2010, seorang agen FBI yang menyamar membuat kontak dengan Chapman di sebuah restoran di Manhattan, New York.

“Nama saya Roman, saya bekerja di konsulat,” ujar agen itu.

Chapman pun menjawab dengan bahasa sandi. “Maaf, bukankah kita pernah bertemu di California pada musim panas lalu?”

“Tidak, saya pikir itu di Hamptons,” sahut si agen FBI.

Agen FBI itu lantas berpura-pura memberi instruksi untuk menyerahkan paspor palsu kepada agen Rusia lainnya. “Apakah Anda siap untuk langkah ini?”

“Tentu saja,” jawab Chapman dengan tegas sambil menerima paspor tersebut.

Chapman dilaporkan sempat melakukan serangkaian telepon dengan ayahnya, Vasily Kushchenko yang ada di Moskow. Chapman kemudian memutuskan mempercayai “operasi jebakan” FBI.

Sesuai instruksi, Chapman menyerahkan paspor itu di kantor stasiun polisi setempat. Sebuah tanda rahasia ditinggalkannya di peta dinding kantor polisi untuk penyelianya.

Namun, pertukaran dokumen tak pernah terjadi, Chapman langsung dicokok agen-agen FBI. Pada hari yang sama, seorang agen anggota Illegal Operation lainnya, Mikhail Semenko, ditangkap FBI di Washington.

Bagaimana dengan persidangan Chapman dkk? (Bersambung Bagian VII)

Dari berbagai sumber

Bagian V

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya