SOLOPOS.COM - Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak)

Debat Pilkada Jakarta jilid II diwarnai saling serang. Ada yang “menyerang” dan ada yang “diserang” kanan kiri.

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat politik dari Poltracking, Hanta Yuda, membeberkan penilaiannya tentang ketiga pasangan calon yang tampil dalam debat Pilkada Jakarta jilid 2, Jumat (27/1/2017). Ada perubahan konfigurasi dari debat pertama dan debat kedua malam ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Baik pasangan nomor urut 1, 2, dan 3, memiliki sisi positif sendiri dalam debat. Di kubu pasangan nomor urut 3, menurut Hanta, Anies Baswedan tampil tajam dalam melontarkan serangan kepada dua pasangan lain, terutama Ahok-Djarot. Anies dinilai sedang mencoba untuk menarik perhatian pemilih rasional.

“Saya setuju, sisi pasangan no. 3 keunggulannya di penguasaan panggung dan komunikasi politik. Ini soal data yang biasanya didominasi pasangan nomor urut 2, sekarang bisa diimbangi nomor 3,” kata Hanta di Studio TV One, Jumat malam.

Namun, Hanta mengingatkan cara ini bisa tidak efektif untuk menarik pemilih rasional yang selama ini dipersepsikan condong ke Ahok-Djarot. Sebelumnya, dalam debat pertama, Ahok dipersepsikan mendapat dukungan pemilih rasional.

Anies dinilai sangat tajam saat pernyataannya “menyergap” Sylviana Murni yang tidak menuntaskan pertanyaan. Dia juga dinilai mampu mengatur timing saat membalas sindiran Ahok bahwa Kemendikbud di bawah pimpinannya hanya meraih peringkat 22 di antara kementerian di bawah Kabinet Kerja.

“Maaf, saya koreksi, itu sebelum kami. Saat saya masuk, saya naikkan itu jadi peringkat 9. Bukan saya sombong,” kata Anies di sesi akhir.

Sementara itu, tentang pasangan nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Hanta memuji kestabilan calon incumbent tersebut. Pasalnya, mereka mendapatkan serangan dari kedua kubu lawan namun tetap menguasai panggung.

“Pasangan nomor 2, secara psikologis diserang kiri kanan tetap stabil. Justru, kelemahannya yang soal komunikasi, tidak terlihat. Mereka tidak terpancing, bahkan masih bisa menari,” kata Hanta.

Hal itu terlihat saat Anies dan Sylviana terlibat adu pernyataan yang cukup panas. Ahok tiba-tiba muncul ke depan dengan tersenyum sambil merentangkan tangan seolah hendak melerai mereka. “Soal penguasaan masalah, tidak ada isu sosiologis yang muncul. Padahal, ini seharusnya menjadi makanan nomor urut 3,” ujar Hanta.

Ahok juga sempat menyerang balik Sylviana yang menyebutnya tampil one man show dalam soal keuangan daerah karena komunikasi tidak baik dengan DPRD. Ahok pun menyebut Sylviana kurang mengetahui keuangan berbasis kinerja.

Sedangkan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana). Agus dinilai lebih tenang dalam penampilannya kali ini. “Agus lebih tenang, tidak terkesan menghafal. Tapi setelah itu, apa yang ditawarkan, apa yang baru. Namun hal positifnya, dia bisa juga secara panggung menguasai,” kata Hanta.

Dia juga memuji penampilan Agus yang tidak kehilangan konsentrasi saat mikrofonnya tiba-tiba tak berfungsi. Hal itu berlangsung beberapa saat sebelum panita memberinya mikrofon lain untuk berbicara. “Soal audio hilang, pasti pengaruh, konsentrasi berkurang. Tapi dia stabil dan ini pasti tidak mudah.”

Pernyataan serupa juga dilontarkan pakar komunikasi politik Effendi Gazali. Dia menyoroti serangan dan permainan data yang kini mulai dibeberkan para calon.

“Dalam hal ini Anies-Sandi unggul tipis karena serangan-serangan yang tajam dilengkapi data kekurangan-kekurangan Pemprov DKI. Tapi bagi pendukung pasangan nomor urut 2, harusnya makin yakin,” kata Effendi Gazali, di Studio TV One, Jumat malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya