SOLOPOS.COM - Dua bakal calon presiden terpopuler, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, bertemu dalam agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Partai Gerindra membuka peluang menduetkan Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Prabowo-Ganjar) pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Padahal, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan mitra koalisi Gerindra (deklarasi sejak Agustus 2022) ngebet pengin sang ketum, Muhaimin Iskandar, berkontestasi pada Pilpres, minimal menjadi calon wakil presiden (cawapres).

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Disinggung mengenai posisi Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, Gerindra menyatakan Cak Imin tidak harus menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo.

Apakah ini mengindikasikan Gerindra lebih serius menduetkan Prabowo-Ganjar daripada menduetkan Prabowo-Muhaimin? Waktu yang akan menjawab.

Hingga saat ini koalisi Gerindra-PKB belum menentukan cawapres. Sementara, Gerindra sudah berkukuh menjadikan Menteri Pertahanan Prabowo sebagai calon presiden (capres). Sikap itu sudah tidak bisa ditawar.

Sejak awal koalisi, PKB getol menyodorkan Cak Imin sebagai cawapresnya Prabowo. Pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra-PKB beberapa waktu lalu dipandang sebagai penegasan PKB dalam memperjuangkan Cak Imin sebagai cawapres.

Namun, belakangan justru nama Ganjar Pranowo yang justru mengemuka. Meski digadang sebagai capres potensial, Ganjar yang juga kader PDIP itu disebut layak disandingkan dengan Prabowo.

Setelah isu itu mengemuka Gerindra memberi penegasan bahwa Cak Imin tidak wajib menjadi cawapresnya Prabowo. Itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Hashim berpendapat selama ini pembicaraan antara Gerindra dengan PKB tak pernah ada persyaratan bahwa Cak Imin harus jadi cawapres Prabowo.

“Dalam pembicaraan dengan Pak Muhaimin itu tidak semestinya, tidak mutlak Pak Muhaimin [jadi cawapres Prabowo]. Itu [cawapres] calon-calon yang disetujui dan tentu dicalonkan oleh PKB,” ujar Hashim di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Minggu (12/3/2023).

Dia melanjutkan bila Cak Imin yang harus jadi cawapres Prabowo maka sejak Agustus 2022 mereka sekalian mendeklarasikan capres-cawapres usungan koalisi untuk 2024 yaitu duet Prabowo-Cak Imin.

Nyatanya hingga kini mereka belum mengumumkan pasangan calon usungan koalisi Gerindra-PKB.

“Kami menangkap tidak perlu sampai 100% harus Pak Muhaimin. Kalau harus Pak Muhaimin kan sudah deklarasi bulan Agustus tahun lalu. Sekarang masih terbuka,” jelas adik Prabowo itu.

Mengenai peluang duet Prabowo-Ganjar, Hasim menyebut duet itu bisa terwujud apabila Ganjar bersedia dan PKB juga menyetujui.

“Kemungkinan itu terbuka kalau Pak Ganjar mau jadi, tapi harus disetujui oleh PKB. Kan begitu harus disetujui PKB. Kami terbuka lah,” ucapnya.

Hashim juga menekankan peluang duet tersebut terbuka asalkan Ganjar jadi cawapres. Menurutnya, tak mungkin Prabowo jadi cawapres Ganjar sebab pengalaman Prabowo jauh lebih banyak.

“Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden. Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden,” tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Gerindra: Cak Imin Tak Harus Jadi Cawapres Prabowo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya