SOLOPOS.COM - (Foto: Detikcom)

(Foto: Detikcom)

Kairo (Solopos.com)–8 Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang diselamatkan KBRI Kairo dari kapal MV Idris Erdogdu berbendera Sierra Leone di Perairan Suez, Mesir, akhirnya berhasil dipulangkan ke tanah air dengan Etihad Airways dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta hari ini, Senin (8/8/2011), pukul 14.20 WIB.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Mereka adalah Konstantinus Tandi dan Sahran (Sorong), Achiruddin (Makassar), Laba Hasiholan Siarait (Tangerang), Hadi Harmanto (Jakarta), Hafidi (Bangkalan), Suarno Dullah (Soabali) dan Waryadi (Muara Enim).

“Pemulangan mereka didampingi Sekretaris III Protokol Konsuler Ali Andika Wardhana. Diharapkan mereka bisa bergembira berkumpul kembali bersama keluarga merayakan lebaran,” demikian Konselor Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya Iwan Wijaya Mulyatno kepada detikcom, Senin pagi.

Kuasa Usaha Ad Interim Burhanuddin Badruzzaman saat melepas ABK mengatakan bahwa pemulangan mereka dapat dilakukan bekerjasama dengan International Organization for Migration (IOM), sebuah perwakilan lembaga PBB urusan migrasi di Mesir, yang salah satu tugasnya adalah penanganan masalah migran.

“Upaya yang diberikan kepada para ABK WNI ini merupakan bagian dari komitmen perlindungan dan keberpihakan pemerintah RI kepada WNI di Mesir, tak terkecuali tenaga kerja ABK yang terlantar,” ujar Burhanuddin.

Dijelaskan, selain mendapatkan tiket, para ABK juga memperoleh bantuan reintegrasi yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan ekonomi, pendidikan maupun kesehatan sekembalinya mereka di Indonesia.

Sahran mewakili ABK menyampaikan rasa syukurnya dapat kembali ke tanah air. “Kami sangat berterima kasih kepada KBRI yang telah membantu kami semua sejak kapal masih berada di perairan Suez, sehingga memungkinkan kami berlebaran di tanah air dengan sanak keluarga,” ucap Sahran.

Kronologi

Kapal MV Idris Erdogdu berbendera Sierra Leone yang membawa 8 ABK WNI sebelumnya bertolak dari Yangon, Myanmar, dengan tujuan akhir Istanbul, Turki.

Menurut Chief Engineer kapal tersebut, Konstantinus Tandi (asal Sorong), sejak melakukan pelayaran, kapal sering mengalami kerusakan dan sering berhenti.

Selama berada di kapal, ABK mendapat perlakuan tidak wajar dari kapten kapal, yang mengaku sebagai pemilik kapal, mulai dari jam kerja terlalu panjang, bahan makanan sangat minim dan gaji tidak dibayar.

Akibat perlakuan ini ABK sudah beberapa kali menyatakan keinginannya untuk keluar dan berhenti bekerja dari kapal, namun kapten kapal selalu mencegah.

Setelah berlayar selama dua bulan, kapal tiba di perairan Suez, Mesir (Mei 2011). Karena ketidaklaikan kapal untuk berlayar, Otoritas Terusan Suez melarang kapal untuk melintas sebelum kapal dinyatakan laik untuk berlayar.

Sejak saat itu para ABK terlantar di tengah perairan Suez tanpa bahan makanan yang mencukupi. Mendapat laporan mengenai permasalahan tersebut, KBRI mengutus stafnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan, sekaligus memberikan bantuan bahan makanan secara berkala kepada ABK WNI di kapal.

Setelah melalui proses cukup panjang, atas desakan KBRI kapten kapal yang sebelumnya menolak bertanggungjawab terhadap hak-hak ABK WNI pada akhirnya bersedia memberikan kompensasi sesuai dengan hari kerja efektif para ABK WNI.

Para ABK tersebut kemudian dibawa ke KBRI Kairo, yang selanjutnya pada hari ini dapat dipulangkan ke Tanah Air.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya