SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sleman (Solopos.com)–Sebanyak 77 pos pelayanan terpadu (Posyandu) di lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman, DIY, yang rusak akibat bencana erupsi Merapi 2010 telah selesai direvitalisasi dan siap memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Akibat bencana erupsi Gunung Merapi 2010, hampir semua Posyandu di kawasan bencana khususnya di Kecamatan Cangkringan mengalami kerusakan sehingga pelayanan terhenti, namun saat ini semua Posyandu telah memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini, Sabtu (9/4/2011).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Menurut dia, revitalisasi tersebut meliputi melengkapi kembali sarana Posyandu seperti alat timbang bayi, perlengkapan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi dan anak Balita serta kebutuhan administrasi untuk pemantauan perkembangan tumbuh kembang anak.

“Bagi Posyandu yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) Merapi dan tidak memungkinkan untuk dibangun kembali maka saat ini Posyandu didirikan di masing-masing ‘shelter’ atau hunian sementara, dan kami sudah membantu untuk pemasangan papan nama Posyandu tersebut,” jelasnya.
Nuraini mengemukakan pihaknya juga kembali mengumpulkan dan memberikan pendampingan kepada ibu-ibu kader Posyandu yang sebelumnya membantu memberikan pelayanan di masing-masing Posyandu.

“Kami sudah memberikan pendampingan kepada mereka untuk memulai lagi pelayanan secara rutin seperti sebelum terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, sehingga saat ini pelayanan Posyandu tetap jalan,” paparnya.

Mafilinda berharap dengan selesainya revitalisasi Posyandu tersebut maka kesehatan ibu dan anak di wilayah bencana dapat kembali terlayani dengan baik.

“Selain itu pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi dan balita juga dapat terpantau dengan baik dan pemenuhan makanan bergizi bagi bayi dan balita dapat terus terpenuhi,” terangnya.

Di samping itu, tambah Nuraini, pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) akibat bencana gunung Merapi yang meliputi tujuh Kecamatan dan 31 desa saat ini juga sudah berjalan dengan baik.

“Sejumlah 144.660 jiwa korban erupsi merapi di tujuh kecamatan, 29 desa dan 282 dusun di Kabupaten Sleman dapat mempergunakan Jamkesmas untuk berobat di 13 rumah sakit yang telah ditunjuk sebelumnya,” bebernya.

Sedangkan 13 rumah sakit tersebut yakni RSUD Sleman, RS Grhasia, RSUD Prambanan, RS Bhayangkara, RS Panti Rini, RS Puri Husada, RS Mitra Paramedika, RS Sakina Idaman, RS Panti Nugroho, RSUD Sardjito, RS PDHI, RS Queen Latifa dan RS Condong Catur.

Sementara tujuh wilayah yang menjadi tanggungan Jamkesmas adalah Cangkringan, Ngaglik, Tempel, Kalasan, Turi, Ngemplak dan Pakem.

“Data dan nama yang tercatat sebagai peserta tanggap darurat erupsi Merapi telah disusun berdasar Surat Sekjen Jamkesmas tertanggal 18 Januari 2011 sehingga mulai 7 Maret 2011 masyarakat yang sebelumnya menggunakan PPK (Pusat Penjaminan Krisis) dapat mulai menggunakan Jamkesmas,” urainya.

Jenis layanan kesehatan yang mungkin didapatkan dari Jamkesmas meliputi berbagai hal yang disebabkan bencana erupsi Merapi atau bencana lanjutan erupsi misalnya banjir lahar dingin.

“Hingga saat ini tercatat 1.670 masyarakat telah memanfaatkan Jamkesmas di berbagai Rumah Sakit yang tersebar di Kabupaten Sleman. Sebanyak 43 orang adalah penderita luka bakar akibat erupsi Merapi sedangkan 1.627 orang mengalami berbagai keluhan yang sebagian besar diakibatkan penyakit pascabencana erupsi,” ujarnya.

(Antara/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya