SOLOPOS.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddinn (Kemenag.go.id)

Ramadan 2016, Kemenag meminta stasiun televisi tidak menayangkan penceramah kontroversial.

Solopos.com, JAKARTA–Kementerian Agama (Kemenag) meminta stasiun televisi tidak menampilkan penceramah yang menyalahkan pihak-pihak dengan pandangan berbeda dalam program khusus Ramadan.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan toleransi harus tetap menjadi kata kunci yang dijaga semua pihak, agar tidak memunculkan konflik umat. Untuk itu, stasiun televisi harus memberikan edukasi kepada masyarakat dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten.

“Kalau ingin menyampaikan, idealnya memaparkan pandangan-pandangan yang ada, sehingga meskipun berbeda publik tetap mendapat pencerahan. Publik tidak lagi hanya mendapat penjelasan mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak, tetapi juga bisa tercerahkan,” katanya, Jumat (27/6/2016).

Lukman menuturkan stasiun televisi harus lebih selektif dalam memilih narasumber untuk mengisi program Ramadan. Selain memiliki pengetahuan agama yang baik, narasumber yang tampil juga harus memahami konteks keberagaman syariah dan masyarakat Indonesia.

Menurutnya, stasiun televisi juga harus mulai mengambil peran memberikan pencerahan kepada masyarakat, selain memberikan edukasi.

“Program yang ditayangkan televisi jangan hanya untuk mengedukasi, tetapi juga harus dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Lukman juga meminta stasiun televisi tidak menyuguhkan berita terkait kriminalitas secara gamblang. Stasiun televisi tetap harus menitikberatkan edukasi kepada masyarakat, dalam menyajikan fakta di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya