SOLOPOS.COM - Ilustrasi perayaan Hari Valentine. (Freepik)

Solopos.com, SOLOHari Valentine akan kembali menyapa pada 14 Februari mendatang. Perdebatan selalu mewarnainya setiap perayaan Hari Kasih Sayang itu tiba. Terlepas dari hal itu nyatanya sebagian besar masyarakat dunia merayakannya.

Hari Valentine biasanya dirayakan pasangan yang sedang dimabuk asmara atau pasangan suami istri (pasutri). Bagi pasutri, Hari Valentine adalah momentum untuk mengekalkan ikatan cinta.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Ungkapan sayang dan cinta ini biasanya disampaikan melalui cokelat, bunga, atau benda lain yang dianggap mampu mempresentasikan perasaan kepada orang terkasih.

Tak jarang pula pasangan yang memilih merayakannya dengan makan bersama di rumah makan atau restoran dengan suasana romantis. Namun, ada pula yang tak merayakan dengan alasan masing-masing.

 

Survei Keinginan Masyarakat Dunia Merayakan Valentine

Ipsos pernah menggelar survei seputar perayaan Hari Valentine di 28 negara di belahan dunia menjelang 14 Februari 2022 lalu.

Hasil survei dipublikasikan pada 9 Februari melalui laman ipsos.com. Hanya, Indonesia tidak termasuk negara yang menjadi objek survei.

Ipsos adalah sebuah perusahaan riset pasar dan konsultansi multinasional independen yang dikelola oleh para ahli riset profesional berkantor di Prancis.

Negara-negara yang menjadi objek survei meliputi Amerika Serikat (AS), Afrika Selatan, Peru, Chile, India, Turki, Meksiko, Polandia, China, Argentina, Kanada, Great Britania, Swedia, dan Italia.

Selain itu Belgia, Brasil, Australia, Prancis, Spanyol, Kolombia, Malaysia, Hungaria, Jepang, Rusia, Arab Saudi, Jerman, Korea Selatan, dan Belanda.

Berdasar data hasil survei Ipsos yang diakses Solopos.com, belum lama ini, rata-rata di 28 negara, 55% orang dewasa yang memiliki pasangan cenderung melakukan sesuatu yang istimewa pada Hari Valentine. Sedangkan, 6% tidak yakin bakal merayakan Valentine, dan 39% tidak merayakan.

Mereka merayakan seperti dengan merencanakan makan malam romantis, membeli atau memberikan cokelat atau permen, bunga, dan wewangian atau parfum.

Negara dengan warga paling banyak merayakan Hari Valentine adalah AS dan Afrika Selatan. Hasil survei di AS menyebut 75% warga berencana merayakan, 22% tidak merayakan, dan 4% tidak yakin.

Sedangkan, di Afrika Selatan 74% warga akan merayakan, 21% tidak merayakan, 5% tidak yakin.

Bahkan, masih banyak masyarakat di negara-negara yang menolak atau melarang perayaan Hari Valentine yang merayakannya.

Negara yang menolak Hari Valentine seperti India. Namun, berdasar hasil survei Ipsos, mayoritas masyarakat India merayakan Valentine.

Terbukti, sebelum menjelang Valentine 2022 lalu sebanyak 67% masyarakat berencana merayakan, 6% tidak yakin akan merayakan, dan 27% tidak akan merayakannya.

Karena revolusi independen dari kerajaan Inggris pada 1947, pemerintah India menolak mengadvokasi nilai-nilai dan budaya barat.

Pada 2015, pemimpin partai Chandra Prakash Kaushik menyatakan bukannya menentang cinta, tetapi jika pasangan sedang jatuh cinta maka mereka harus menikah.

Jika mereka tidak yakin, mereka tidak boleh meremehkan cinta dengan jalan-jalan bersama secara terbuka.

Masyarakat di negara yang melarang perayaan Hari Valentine lainnya, Arab Saudi, juga masih banyak yang merayakan.

Berdasar survei Ipsos menjelang Valentine 2022, sebanyak 41% masyarakat Arab Saudi menyatakan akan merayakan, 13% tidak yakin akan merayakan, dan 45% tidak akan merayakan.

Survei itu menunjukkan masih banyak masyarakat Arab Saudi yang merayakan Hari Valentine, meski merayakannya secara terbuka berkonsekuensi hukuman.



Di Arab Saudi, menunjukkan kemesraan di depan umum adalah tabu sehingga konsep Hari Valentine tidak sesuai dengan ideologi negara ini. Karena itu, Arab Saudi melarang Valentine

Merayakan hari raya di negara ini dapat menyebabkan hukuman berat. Pada 2014, lima warga Saudi dijatuhi hukuman 39 tahun penjara dan 4.500 cambukan di antara mereka setelah mereka ditemukan menari dengan enam wanita yang tidak mereka nikahi pada Hari Valentine.

Meskipun dapat membeli hadiah bertema cinta di hari lain, mawar merah dan barang-barang terkait cinta lainnya dilarang keras pada Hari Valentine, termasuk pakaian berwarna merah.

 

Aktivitas yang Dilakukan saat Merayakan Valentine

Masyarakat dunia merayakan Hari Valentine dengan berbagai aktivitas. Berdasar survei Ipsos, masyarakat dunia paling banyak merayakan Hari Kasih Sayang dengan makan malam romantis di rumah yakni sebanyak 41%.

Kegiatan lainnya saat Hari Valentine seperti menciptakan malam romantis di luar rumah seperti makan di restoran, menonton film, atau menonton konser.

Tercatat ada 35% masyarakat yang merayakan Hari Valentine dengan aktivitas tersebut.

Selain itu, masyarakat dunia sebanyak 35% merayakannya dengan membeli atau memberi cokelat atau permen.

Sementara, sebanyak 33% merayakannya dengan make love atau bercinta.

Aktivitas lainnya seperti membeli/memberi bunga, parfum, melakukan perjalanan romantis, dan lainnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya