SOLOPOS.COM - Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mengadakan talkshow bertajuk “Pipolondo Kehidupan Anak-Anak Allah” belum lama ini.(Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA – Dalam rangka Dies Natalis ke-67 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika menggelar talkshow bertajuk “Pipolondo Kehidupan Anak-Anak Allah” belum lama ini.

Kegiatan yang diadakan di Balairung Universitas ini dihadiri oleh sedikitnya 500 pelajar 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Semarang dan 9 SMA dan SMK di Salatiga.

Koordinator kegiatan, Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd., menuturkan kegiatan ini dilakukan sebagai wujud kepedulian FKIP untuk meningkatkan iman siswa-siswi beragama Kristen dan Katolik. Melalui kegiatan ini, FKIP berharap generasi Z dapat menjadi anak-anak Tuhan yang dapat melewati “Pipolondo” (ping, poro, lan sudo atau perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan) di dalam kehidupan.

“Kami berharap siswa-siswi dapat menjadi garam dan terang dunia. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa keadaan suka maupun duka diijinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, supaya kita senantiasa hidup dekat dengan-Nya,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Membuka kegiatan talkshow, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan (RIK) UKSW Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., menuturkan siswa-siswi harus mampu menjadi Creative Minority. Menurutnya, siswa-siswi saat ini harus dapat menjadi minorita berdaya cipta yang kreatif.

“Asah kreativitas kalian. Jadilah pribadi-pribadi yang berguna di tengah masyarakat, pemerintahan juga di dunia kerja nantinya. Semoga kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang kalian miliki,” imbuhnya.

Berjalan di Rel Tuhan

Dua narasumber dihadirkan dalam talkshow yang digelar selama kurang lebih tiga jam ini. Keduanya yaitu Pdt. Adi Setyo Kristianto, S.Si., dan Diakon Brian Johnathan Laluyan, MSF., dengan Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd., sebagai moderator.

Berlangsung seru dan mendalam, kedua narasumber menekankan perspektif menjadi anak-anak Allah yang memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan kehidupan. Dalam materinya, Pdt. Adi Kristianto mengungkapkan bahwa Tuhan tidak hanya memberikan keselamatan saja kepada anak-anaknya, namun juga memperlengkapi dengan Roh Allah untuk membangun kerajaan Allah di dunia.

“Kita sudah diteguhkan, dikokohkan, dikuatkan jasmani dan rohaninya. Roh Allah diberikan di dalam hidup kita supaya kita dapat melawan tipu muslihat iblis,” tandasnya.

Seperti kereta yang harus berjalan di atas jalur rel yang ditetapkan, Pdt. Adi Kristianto menuturkan bahwa anak Allah harus berjalan di atas “relnya” Tuhan. “Mungkin akan tidak nyaman, ini itu tidak boleh, tetapi itulah yang menjadikan kita sampai ke stasiun yang kita tuju. Tetap berjalan di rel Tuhan, berjalan sesuai kehendak-Nya,” pesannya.

Di akhir materinya, Pdt. Adi Kristianto menyampaikan bahwa anak-anak Allah harus memiliki motto “berani hidup”. Apapun yang kita alami dalam kehidupan, sebagai anak muda harus berani hidup. Hidup harus diperjuangkan dan dijalani. Suka dan duka adalah hal biasa dan anak-anak Allah dimampukan menghadapi semua.

Sementara itu, Diakon Brian Johnathan Laluyan menyampaikan bahwa anak-anak Allah dicintai-Nya tanpa batas ukuran. Ditambahkannya, sebagai anak Tuhan, kita harus mengembangkan talenta yang diberikan seturut kehendak Tuhan. Ia mengajak siswa-siswi untuk merenungkan kebaikan Tuhan dalam kehidupan dan bagaimana sikap hidup kita atas apa yang telah Tuhan berikan.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya