SOLOPOS.COM - Ilustrasi maulid Nabi (nu.or.id)

Solopos.com, JAKARTA — Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu hari besar Islam yang ditunggu oleh masyarakat muslim di Indonesia. Masing-masing daerah bahkan memiliki beragam kegiatan yang menjadi tradisi unik sebagai wujud suka cita dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dilansir oleh berbagai sumber, berikut ini Solopos.com bagikan untuk Anda 5 tradisi unik di Indonesia dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW:

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

1. Weh-Wehan

Weh-wehan (kendalkab.go.id)

Dilansir oleh laman kendalkab.go.id, Jumat (22/9/2023), weh-wehan merupakan tradisi asal Kendal, Jawa Tengah. Diceritakan bahwa tradisi ini merupakan warisan dari para ulama pendahulu di wilayah Kaliwungu.

Weh-wehan ini menjadi ekspresi cara mengungkapkan rasa bahagia masyarakat Kendal terhadap lahirnya seorang Rasul utusan Allah SWT. Ungkapan bahagia atas rahmat tersebut lalu diwujudkan dengan kegiatan saling berbagi atau memberi.

Adapun yang dibagikan dalam tradisi ini ialah aneka ragam makanan atau jajanan khas Kaliwungu. Selain membagikan makanan, tradisi ini juga dimeriahkan dengan warna-warni lampion yang dipajang di halaman rumah masing-masing warga.

Menariknya, pemasangan lampion ini tak sekadar untuk mempercantik suasana, namun juga sebagai simbol bahwa lahirnya Rasulullah SAW merupakan cahaya yang menjadi penerang bagi dunia.

2. Grebeg Maulud

Grebeg maulud yang ada di lingkungan Keraton Kasunanan, Surakarta (surakarta.go.id)

Siapa yang tak kenal dengan tradisi satu ini? Grebeg maulud merupakan puncak kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Keraton Solo dan juga Keraton Yogyakarta.

Dikutip dari laman Surakarta.go.id, sebelum puncak grebeg maulud yang digelar di Solo, diselenggarakan juga pasar sekaten yang berisikan bazar serta bermacam jenis permainan sebagai hiburan bagi masyarakat Solo.

Sekaten diawali dengan miyos gongso, yakni memindahkan gamelan dari keraton menuju ke Masjid Agung Surakarta. Gamelan akan dibunyikan selama tujuh hari berturut-turut sejak tanggal 5 sampai dengan 12 Robiul Awal. Dahulu, suara riuh gamelan digunakan untuk menarik masyarakat agar mereka masuk ke area masjid dan melaksanakan ibadah.

Setelah miyos gongso, maka tibalah prosesi grebeg maulud. Dua buah gunungan, yakni gunungan kakung dan gunungan estri disiapkan. Gunungan kakung berisikan sayuran seperti terong, timun, kacang panjang, wortel, dan lain-lain. Sedangkan gunungan estri berisi aneka kue.

Kedua gunungan tersebut kemudian dikirab dan didoakan. Momen yang paling menarik pada grebeg maulud adalah ketika masyarakat berlomba-lomba mendapatkan isi gunungan tersebut. Menurut kepercayaan, dengan mendapatkan isi gunungan sama dengan meraup berkah.

3. Ngalungsur Geni

Ngalungsur geni menjadi tradisi unik di Garut, Jawa Barat dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW (kemdikbud.go.id)

Di Garut, Jawa Barat, masyarakat memperingati maulid Nabi dengan melakukan tradisi siraman dan ngalungsur geni. Siraman berarti mencuci, ngalungsur mempunyai arti mewariskan atau meneruskan, sedangkan geni diambil dari salah satu nama benda pusaka, yakni Meriam yang dinamai Guntur Geni.

Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun setiap bulan maulud dengan tujuan sebagai bentuk ungkapan syukur, penghormatan bagi para leluhur serta benda-benda peninggalannya.

Setidaknya ada lima rangkaian kegiatan dalam tradisi ini, yakni ngalirap atau kerja bakti di area tersebut, membuka sejarah desa, ziarah kubur, mencuci benda pusaka, serta doa bersama.

4. Bungo Lado

Tradisi Bungo Lado asal Padang, Sumatera Selatan (indonesia.go.id)

Bungo lado menjadi tradisi unik yang berasal dari Padang, Sumatera Selatan dalam merayakan peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dilansir oleh laman Indonesia.go.id,  bungo lado mempunyai arti pohon uang.

Seperti namanya, tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan berkreasi membuat pohon yang dihiasi dengan uang kertas. Uang ini didapat dari hasil iuran antar warga.

Deretan kreasi pohon uang yang telah dibuat tersebut lalu diarak menuju ke masjid atau surau. Uang-uang tersebut pada dasarnya memang akan disumbangkan untuk kegiatan keagamaan.

Selain mengarak bungo lado, tersaji pula hidangan khas yang dibuat oleh setiap rumah untuk dimakan bersama.

5. Masak Kuah Beulangong

Kuah beulangong, sajian sejenis gulai yang berisi daging kambing dan nangka muda (kemdikbud.go.id)

Masih ditengok dari laman kemdikbud.go.id,  tradisi unik di Indonesia dalam meyambut peringatan Maulid Nabi lainnya ada di Aceh. Tradisi tersebut adalah dengan memasak kuah beulangong untuk disajikan dan dimakan bersama-sama.

Kuah beulangong merupakan sajian khas sejenis gulai dengan bumbu rempah seperti kunyit, kemiri, kayu manis, dan kapulaga berisikan daging kambing serta buah nangka yang masih muda.

Sajian ini menjadi makanan khas yang selalu disiapkan oleh masyarakat Aceh dalam menyambut hari-hari besar Islam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya