SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenjangan gender. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Badan Pusat Statistik (BPS) RI menyebutkan bahwa Indeks Ketimpangan Gender (IKG) yang ada di Indonesia turun sebesar 0,006 poin dari data yang dilaporkan pada 2021 yaitu 0,465 poin menjadi 0,459 poin pada tahun 2022.

 Melansir dari m-edukasi.kemdikbud.go.id yang diakses pada Rabu (9/8/2023), ketimpangan gender merupakan kondisi dimana terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Banyak indikator di berbagai sektor kehidupan yang menunjukkan bahwa perempuan tertinggal jika dibandingkan dengan laki-laki dalam memperoleh kesempatan, peluang, dan hasil-hasil Pembangunan.

 Terjadinya ketimpangan gender ini memiliki beberapa faktor penyebab, diantaranya yang pertama yaitu pelabelan sifat-difat tertentu atau stereotipe. 

Biasanya perempuan cenderung direndahkan seperti lemah, emosional, cengeng, dan tidak tahan banting.

Faktor yang kedua yaitu pemiskinan ekonomi terhadap perempuan yang banyak dirasakan oleh perempuan di desa yang bekerja sebagai petani. 

Hal ini beralasan bahwa biasanya petani identic dengan pekerjaan laki-laki. 

Selain pekerjaan sebagai petani, pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dianggap lebih rendah sehingga berakibat pada perbedaan gaji yang diterima antara laki-laki dan perempuan.

Faktor yang ketiga adalah subordinasi pada salah satu jenis kelamin, yaitu perempuan dinomorduakan. 

Faktor yang keempat yaitu tindak kekerasan terhadap perempuan karena perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah sehingga mudah mengalami kekerasan seperti pemukulan hingga kekerasan seksual. 

Faktor yang terakhir yaitu adanya budaya patriarki yang hidup di Tengah masyarakat.

 Catatan BPS mengenai penurunan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) yang ada di Indonesia ini dipengaruhi oleh peningkatan capaian dimensi kesehatan reproduksi dan pemberdayaan. 

Perbaikan dimensi kesehatan reproduksi pada perempuan salah satu indikatornya yaitu melahirkan hidup tidak pada fasilitas yang turun dari 15,4 persen pada tahun 2022 menjadi 14,0 persen pada tahun 2022.

Sedangkan untuk dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh presentase perempuan berusia 25 tahun ke atas yang memiliki pendidikan SMA ke atas meningkat lebih tinggi daripada laki-laki. 

Persentase pendidikan perempuan meningkat menjadi 36,95 persen pada tahun 2022 dibandingkan pada tahun 2021 yaitu sebesar 34,87 persen, sedangkan laki-laki hanya naik sebesar 0,76 persen.

BPS RI menyatakan bahwa IKG di Indonesia pada tingkat provinsi selama kurun waktu 2018 hingga 2022 mengalami perkembangan ketimbangan gender yang semakin baik. 

Sebagian besar provinsi mengalami penurunan ketimpangan gender setiap tahunnya. Berikut merupakan data provinsi yang memiliki IKG terendah di Indonesia.

1. DI Yogyakarta

Provinsi DI Yogyakarta menjadi provinsi yang memiliki IKG terendah nomor 1 di Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh BPS, pada 2022 Provinsi DI Yogyakarta memiliki nilai IKG sebesar 0,240 poin. Angka ini mengalami penurunan dari data pada 2021 sebesar 0,01 poin.

2. DKI Jakarta

Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi yang memiliki IKG terendah nomor 2 di Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh BPS, pada 2022 Provinsi DKI Jakarta memiliki nilai IKG sebesar 0,320 poin. Angka ini mengalami kenaikan dari data pada 2021 sebesar 0,126 poin.

3. Bali

Provinsi Bali menjadi provinsi yang memiliki IKG terendah nomor 3 di Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh BPS, pada 2022 Provinsi Bali memiliki nilai IKG sebesar 0,321 poin. Angka ini mengalami kenaikan dari data pada 2021 sebesar 0,056 poin.

4. Jawa Tengah



Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi yang memiliki IKG terendah nomor 4 di Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh BPS, pada 2022 Provinsi Jawa Tengah memiliki nilai IKG sebesar 0,371 poin. Angka ini mengalami penurunan dari data pada 2021 sebesar 0,006 poin.

5. Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan menjadi provinsi yang memiliki IKG terendah nomor 5 di Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh BPS, pada 2022 Provinsi Sulawesi Selatan memiliki nilai IKG sebesar 0,390 poin. Angka ini mengalami penurunan dari data pada 2021 sebesar 0,02 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya