Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku
Wakil Kepala Sekolah urusan Humas SMKN 2 Solo menjelaskan selain pengajar Myanmar yang belajar ke Indonesia, tahun depan dua guru SMKN 2 Solo pun akan dikirim ke Myanmar untuk belajar dalam bidang teknologi informasi TI. Selama belajar di SMKN 2 Solo, lima orang Myanmar dari berbagai elemen tenaga pendidik itu mendalami ilmu mesin dengan mendapatkan materi berupa dasar permesinan, mesin bubut dan mesin pres. “Mereka mendapatkan materi dan praktik dibimbing guru sekolah ini,” jelasnya saat ditemui wartawan, Jumat (23/11/2012).
Salah satu peserta pertukaran pengajar, Khwa Nyo Win Shein, menjelaskan dirinya telah mendapatkan materi serupa di negara asalnya, tetapi kali ini dia mendapatkan materi lebih detail dengan langsung praktik di bengkel mesin SMKN 2 Solo. Saat ditemui wartawan, perempuan yang merupakan pengajar di Technical University of Myanmar sedang melakukan praktik mengikir besi. Praktik yang masuk dalam kelompok bench work itu mengharuskan para praktikan membentuk balok besi dengan permukaan datar dan ukuran presisi. “Cukup melelahkan,” jelasnya sambil terus mengikir besi.
Sementara itu, instruktur praktik, Ali Ahmadi, menjelaskan para pengajar asal Myanmar cukup mudah memahami materi, hanya saja kendala terjadi pada masalah bahasa dan logat Bahasa Inggris yang berbeda, sehingga seringkali materi yang disampaikan kurang dimengerti. “Semoga setelah mendapat materi di sini, mereka sudah siap menerapkan ilmu di negara asal,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo, Rakhmat Sutomo, menjelaskan program international corporation school merupakan upaya untuk menjalin kerja sama dengan sekolah di luar negeri , dengan bentuk menjadi mentor di sekolah negara lain. Indonesia, khususnya Solo berkesempatan untuk berbagi ilmu dengan Myanmar pada bidang TI dan civil work.