SOLOPOS.COM - Harimau Sumatra masuk perangkap BKSDA Aceh di Gunung Kapur, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Kamis (11/11/2021). ANTARA/HO/Suhaili

Solopos.com, BANDA ACEH — Tiga ekor harimau sumatra diketahui sering berkeliaran di perkebunan warga di Kabupaten Aceh Selatan sejak Oktober 2021 lalu. Satu ekor di antaranya sudah masuk pada perangkap yang dipasang warga.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto, Kamis (11/11/2021), membenarkan keberadaan harimau tersebut di sekitar perkebunan masyarakat terjadi sejak awal Oktober 2021.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

“Lokasi harimau tersebut berpindah-pindah. Upaya menghalau harimau terus dilakukan, di antaranya mendatang pawang dan memasang kandang jebakan,” kata Agus Arianto.

Menurut Agus Arianto, kehadiran harimau tersebut terpantau dari kamera tersembunyi (trap). Lokasi kehadiran harimau sumatra di Kabupaten Aceh Selatan, di antaranya di Desa Seuleukat dan Desa Simpang, Kecamatan Bakongan Timur, serta Desa Krueng Batee, Desa Gunung Kapho, dan Desa Panton Bili, Kecamatan Trumon Timur.

Baca Juga: Ngeri! Di Aceh Ada Harimau Berkeliaran di Kebun Warga 

Akhir Oktober 2021 lalu satu ekor harimau sumatra tersebut dilaporkan terlihat di kawasan objek wisata Sigantang Sira di Gunung Kapur, Kecamatan Trumon. Dari laporan tersebut, tim gabungan mendatang objek wisata tersebut untuk penghalauan.

“Upaya penghalauan satwa dilindungi tersebut dilakukan menggunakan sorot lampu senter. Namun justru harimau mendekati sumber lampu senter, bukannya menjauh,” kata Agus Arianto.

Kemudian, kehadiran harimau sempat viral di Desa Panton Bilu pada 7 November 2021 lalu. Satwa dilindungi tersebut tampak di jalan desa di area perkebunan dan direkam sejumlah orang.

Dari beberapa kemunculan tersebut menunjukkan adanya perilaku yang di luar kondisi normal. Hal ini terlihat harimau tidak terusik kehadiran manusia di sekitarnya.

“Setelah melihat perilaku tersebut, tim memasang kandang jebakan di Gunung Kapho dan satu ekor masuk perangkap. Saat ini tim medis sedang mengamati harimau tersebut,” kata Agus Arianto.

Baca Juga: Harimau Sumatra Penerkam Manusia, Mati di Kandang Rehabilitasi 

Berdasarkan daftar kelangkaan satwa dikeluarkan lembaga konservasi dunia International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus spesies terancam kritis, berisiko tinggi untuk punah di alam liar.

BKSDA Aceh mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian khususnya harimau sumatra dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa.

Juga tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.

Sanksi Pidana

Kemudian tidak memasang jerat, racun, pagar listrik tegangan tinggi yang dapat menyebabkan kematian satwa liar dilindungi. Semua perbuatan ilegal tersebut dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.

Di samping itu, aktivitas ilegal lainnya juga dapat menyebabkan konflik satwa liar khususnya harimau sumatra dengan manusia. Konflik ini berakibat kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa, baik manusia maupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, para pihak terkait lainnya serta mitra yang mendukung penyelamatan harimau tersebut. Dukungan ini merupakan upaya pelestarian satwa dilindungi di Provinsi Aceh,” kata Agus Arianto.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya