SOLOPOS.COM - Restoran Sin-sin Jl. Slamet Riyadi Solo dibakar, Kamis, 14 Mei 1998. (Dok/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Hari ini, seperempat abad atau 25 tahun lalu pada 14 Mei, Solo membara lantaran kebakaran dimana-mana dalam Peristiwa Mei 1998 yang lantas menggulingkan Rezim Presiden Soeharto dan berganti menjadi era Reformasi.

Solopos mengabadikan rentetan peristiwa yang tak hanya berlangsung sehari itu dalam buku Rekaman Lensa Peristiwa Mei 1998 di Solo yang cetak kali pertama pada Juli 1998. 

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam buku itu tergambar kronologi yang mengawali tragedi Mei kelabu hingga menorehkan catatan sejarah di Indonesia. 

Informasi dalam buku tersebut dihimpun dari laporan reporter Harian Umum Solopos yang berada di lokasi kejadian. 

Kronologi pembakaran kali pertama pada Kamis, 14 Mei 1998 terjadi di depan showroom dan dealer resmi mobil Timor. Setelahnya, showroom Bimantara di timur dealer Timor menjadi sasaran amuk massa.

Kemudian di depan bekas kantor Bank BHS Purwosari, massa langsung menyerbu, melempari batu. Juga di Bank Ratu, Bank Duta serta Bank Internasional Indonesia (BII).

Jumlah massa makin membesar jadi ribuan orang, setelah masyarakat sekitar bergabung. Pelemparan batu mulai meningkat setelah massa lepas dari perempatan Gendengan. Restoran Akuarius, Kentucky Fried Chicken (KFC) adalah sasaran pertama pelemparan. 

Menyusul deretan rumah dan pertokoan di Jl. Slamet Riyadi mulai dari rumah Kapolwil Surakarta di timur Loji Gandrung, RM Bundo, Wartel Sriwedari, gedung pertemuan Grha Wisata, kantor Bank Universal, ATM BNI, terus ke timur hingga Toko Sami Luwes.

Sembari bergerak, massa terus melempari hampir semua pertokoan, maupun gedung perkantoran di sepanjang JI.Slamet Riyadi.

Namun sejauh itu, belum ada pembakaran. Insiden pembakaran meletus pertama kali saat pergerakan massa sampai di kantor BCA, Gladak. 

Sebuah mobil yang diparkir di halaman, dibakar massa. Setelah itu, giliran mobil di Bank Danamon, dan di Bank Indonesia, JI. Jenderal Sudirman. 

Massa sempat mencoba menyerbu kantor PT Telkom dan Balaikota, tapi urung menyusul kedatangan sepasukan Kostrad.

Ketika ribuan orang hendak menyerbu Balaikota, massa mulai terpecah. Sebagian menuju kompleks pertokoan Matahari Beteng. 

Di sana mereka melempari kaca, menjarah dan membakar ATM Bank PSP. Sementara, massa di depan Balaikota yang sekitar pukul 15.00 WIB telah menyemut hingga puluhan ribu itu masuk ke JI. Urip Sumoharjo. 

Massa menyasar Bank Bumi Artha, Bank Buana, bekas Bank Bali. Dua mobil di depan Losmen Trio, turut pula diamuk dan dibakar.

Berbarengan dengan pergerakan massa tersebut, di sejumlah kawasan Solo lain, seperti di Nusukan, Gading, Tipes, Jebres, serta hampir seluruh penjuru kota juga meletus aksi serupa.

Kerusuhan kian meluas. Massa di hampir seantero kota turun ke jalan melakukan pelemparan dan pembakaran bangunan maupun mobil dan motor. Bahkan penjarahan. 

Di kawasan Panggung, Jebres, sebuah showroom Timor dihancurkan. Sebuah mobil Timor dan truk dibakar. Sedang di showroom Sun Motor, sebuah sedan Volvo ditarik ke jalan dan dihanguskan. 

Malah, di Asia Motor, massa mengeluarkan sekurangnya 30 sepeda motor berbagai merek untuk dibakar, termasuk beberapa milk karyawannya.

Hotel Asia dan gudang di sebelahnya, tak luput dari sasaran, dipecahi kacanya, dijarah dan dibakar. Asap mengepul di mana-mana.

Di JI. Slamet Riyadi yang semula hanya terjadi pelemparan, telah berganti pembakaran. Di antaranya, Wisma Lippo Bank dan Toko Sami Luwes.

Supermarket Matahari Super Ekonomi (SE), serta Cabang Pembantu (Capem) Bank BCA di Purwosari, yang semula hanya dilempari, akhirnya turut dibakar.

Sedang di Solo bagian utara, sekitar pukul 17.00 WIB ribuan massa membakar Terminal Bus Tirtonadi.  Tak kurang dari empat buah bus (Setyo Rini, Muncul, Raya dan Safari) ikut dibakar.

Sementara, di bagian barat Solo, amuk massa juga menerjang Kantor Samsat, Jajar. Kantor itu dirusak total. Di JI. Adisucipto, puluhan rumah di sepanjang jalan itu dirusak. Gudang Coca Cola dijarah massa. Di Solo bagian selatan, persisnya di wilayah pertokoan Coyudan, Bank Putera, yang baru diresmikan tiga bulan sebelumnya dibakar habis. 



Karyawan sempat menyelamatkan diri lewat genteng. Plasa Singosaren berlantai tiga turut pula dihanguskan massa. Monza Dept Store di sebelahnya, diremukkan, juga toko sepatu Bata dan beberapa toko lain. 

Peristiwa kerusuhan juga terjadi di kawasan Gading dan sekitarnya. Solo bagian tengah, Kantor PT Gunung Subur, Rumah Makan Mitra dan sebuah rumah di JI. Monginsidi diluluhlantakkan. Batik keris di Jl. Kolonel Sutarto ludes dimakan api. 

Di depan Hotel Novotel, JI Gajah Mada, massa membakar sebuah mobil Daihatsu Taft, dan menjarah sebuah toko makanan yang sebenarnya sudah tutup. 

Aksi masih berlanjut pada Jumat, 15 Mei 1998, aksi perusakan dan pembakaran belum berakhir. Sekitar pukul 07.00 WIB masyarakat dikejutkan oleh asap hitam tebal yang membumbung ke angkasa dari kawasan Gladag. Ternyata, Plasa Beteng, telah dibakar massa.

Setelah itu berturut-turut sejumlah tempat yang semula luput dari amukan massa, pada hari sebelumnya akhirnya disasar juga. 

Toserba Ratu Luwes, Luwes Gading, Pabrik Plastik di Sumber serta puluhan tempat lain dibakar dan dijarah massa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya