SOLOPOS.COM - Presiden Suharto mengundurkan diri. (Kemdikbud)

Solopos.com, JAKARTA — Hari ini, 21 Mei 2023, genap 25 tahun Reformasi berjalan di negeri ini. Era reformasi diawali dengan lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, sebagai simbol rezim Orde Baru. 

Awal mula kejatuhan Orde Baru ditandai dengan krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1997 silam. Nilai tukar rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat yang berfluktuasi di rentang Rp12.000-Rp18.000 dari awalnya Rp2.200 pada awal tahun. 

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Alhasil, masyarakat yang bereaksi dengan menukarkan rupiah dengan dolar AS semakin memperburuk situasi, sehingga inflasi rupiah dan harga bahan pokok melambung.

Di tengah situasi tersebut, pemerintah justru menaikkan tarif listrik dan bahan bakar minyak. Akibatnya ekonomi rakyat semakin terpuruk. 

Krisis ekonomi tersebut akhirnya menimbulkan kekacauan di Indonesia. Pada 12 Mei 1998, tepatnya pada sore hari, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi termasuk Universitas Trisakti melakukan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi ke DPR/MPR. 

Kendati demikian, aksi damai tersebut berakhir tragis dengan penembakan oleh aparat keamanan. Pada peristiwa itu empat mahasiswa Universitas Trisakti terenggut nyawanya. 

Adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie yang gugur dan diikenang sebagai Pahlawan Reformasi. Namun, hingga kini, misteri penembakan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demo masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. 

Noda sejarah yang belum terbayar tuntas. Gugurnya empat mahasiswa itu memicu aksi lebih masif di berbagai daerah di Indonesia. Penjarahan toko hingga swalayan. Pembakaran gedung sampai sarana publik. 

Bahkan, pembunuhan dan pemerkosaan mewarnai peristiwa peralihan rezim. Perekonomian terpuruk. Inflasi melonjak.

Nilai tukar merosot pada posisi terendah sepanjang sejarah. Pemodal asing memilih menarik dananya dari sistem keuangan Indonesia. 

Kemudian pada 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa kembali mendatangi gedung DPR/MPR untuk menyampaikan aspirasi agar Soeharto mundur dari jabatan presiden. 

Di depan massa, Ketua DPR/MPR Harmoko didampingi jajarannya menyampaikan bahwa dirinya dan juga jajaran DPR lainnya juga menghendaki serta menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.

Puncak dari tuntutan reformasi ditandai dengan pengunduran diri Presiden Soeharto. “Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini, Kamis, 21 Mei 1998,” ujarnya dalam pidato pengunduran diri.

 

Sumber: Bisnis.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya