SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak susah makan (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Solo (Solopos.com)–Sebanyak 2,4 juta anak Indonesia mengalami kekerasan fisik dan verbal. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Vice President Corporate, Development & Human Resource Super Indo, Melanie Dharmosetio, mengungkapkan hal yang lebih memprihatinkan lagi, kebanyakan tindak kekerasan dilakukan oleh orang-orang di lingkungan terdekat anak, termasuk orangtua, guru bahkan teman-temannya.

Pengertian kekerasan terhadap anak menurut Badan Kesehatan Sedunia, adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain yang mengakibatkan cedera atau kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak yang dilakukan dalam konteks tanggung jawab, kepercayaan dan kekuasaan.

“Kekerasan terhadap anak termasuk masalah global. Tidak ada satupun negara dan masyarakat yang bebas dari kekerasan dan tidak ada anak yang sepenuhnya terlindungi dari kekerasan,” jelasnya dalam rilis yang diterima Espos, Jumat (8/7/2011).

Di Indonesia, ungkapnya, sekitar 80% guru menggunakan hukuman fisik atau melakukan kekerasan verbal kepada anak. Hal ini merupakan hasil penelitian di Jawa Tengah (Jateng), Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara pada 2006.

Oleh karena itu, terangnya, dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional, 23 Juli mendatang, Super Indo bersama United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF) tergerak untuk menyebarkan informasi dan kepedulian akan pendidikan anak Indonesia.

Sejak 5 Januari-31 Mei, Super Indo melalui 75 gerainya yang berada di Jabodetabek, Cilegon, Bandung, Sukabumi, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Palembang, mengajak para pelanggan untuk menggalang dana melalui program Penggalangan Donasi Pendidikan Ramah Anak.

Program ini berhasil mengumpulkan dana Rp 386.626.699. Dana tersebut disalurkan melalui UNICEF. “Dana tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk buku panduan, pelatihan, serta pendampingan berkesinambungan hingga sekolah yang dibimbing menjadi suatu lingkungan pendidikan yang ramah anak,” jelasnya.

(ewt/*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya