SOLOPOS.COM - Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna memukul gong sebagai tanda dibukanya perhelatan 24 Jam Menari ISI Solo dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia (HTD) 2023 di halaman rektorat kampus setempat, Sabtu (29/4/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Kegiatan 24 Jam Menari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo resmi dibuka. Perhelatan seni ini dimaksudkan untuk memperingati Hari Tari Dunia (HTD) pada Sabtu (29/4/2023).

Prosesi pengalungan sampur penari dan hitung mundur 10-1 menandai dibukanya event 24 Jam Menari ISI Solo. Penyerahan sampar dilakukan oleh Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna didampingi Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Ketua Jurusan Tari, Ketua Umum HTD, dan pihak sponsor.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Perhelatan yang sempat vakum karena pandemi ini menggunakan tema Menari Imaji dan Relasi. Kegiatan 24 Jam Menari ISI Solo digelar tersebar di venue kampus setempat mulai Sabtu (29/4/2023) pukul 06.00 WIB hingga Minggu (30/4/2023) pukul 06.00 WIB.

Perhelatan 24 Jam Menari ISI Solo ini resmi dibuka setelah rektor secara simbolis dengan memukul gong sebagai tanda dimulainya perhelatan seni tari tersebut. Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna, mengatakan kampusnya sudah menginisiasi acara perayaan HTD sejak 2007 dengan tajuk yang sama yakni 24 Jam Menari ISI Solo.

“Dulu berangkat dari konsep pasar malam dan menari selama 24 Jam nonstop. Sejauh ini, event HTD telah memberikan pembelajaran yang sangat berarti terutama kepada penyelenggara,” kata dia ketika menghadiri acara di halaman Rektorat ISI Solo.

Pertunjukan yang dimulai dari pukul 06.00 pagi dan berakhir pada pukul 06.00 pagi keesokan harinya ini melibatkan ratusan penari. “Usianya beragam, dari mulai anak-anak, usia remaja, dan dewasa hingga para maestro turut terlibat,” lanjut I Nyoman.

Berbagai genre tari dan aneka bentuk pertunjukan tari ditampilkan pada area pementasan yang berbeda, namun dalam waktu yang bersamaan. “Kita berusaha memberikan kesan glamour dan pesta ria. Dan di balik itu, sejatinya, para penyelenggara yang terlibat merupakan pribadi-pribadi yang bersahaja,” tutur dia.

Menurutnya, awal mula ide menyelenggarakan 24 Jam Menari ISI Solo berangkat dari obrolan ringan di angkringan. “Diskusi ngalor-ngidul, debat, namun mampu menyatukan visi bersama untuk menyelenggarakan acara tersebut,” lanjut dia.

Dia melanjutkan, melalui modal guyub dan umbruk itulah yang mampu merangkul ratusan volunteer dan stage crew. “Mulai dari puluhan teknisi dan tenaga ahli sound system serta lighting, belasan tenaga angkat junjung, cleaning service, dan pemeliharaan taman. Semua terlibat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya