SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Relife, asuransi besutan PT Asuransi Jiwa Rekapita Cabang Solo mematok target hingga Rp 2,4 miliar (M) sepanjang tahun 2011.

Target yang dipatok itu meningkat sekitar 20% dari tahun lalu itu, dinilai rasional mengingat potensi jasa asuransi masih terbuka lebar. Sementara, perusahaan asuransi itu per Februari 2011 pindah kantor dari kantor semula di Jl Yos Sudarso ke Jl Dr Cipto, Mangkubumen, Banjarsari.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Junior Regional Manager PT Asuransi Jiwa Rekapita Cabang Solo, Agung Budi Nugroho mengatakan berdasarkan pengamatan pihaknya, masyarakat telah menganggap asuransi penting untuk menjamin masa depan mereka. Namun, meski dianggap penting, sebagian besar masih menilai asuransi belum sepenuhnya dibutuhkan. “Kami rasional saja, masyarakat tahu ini penting tapi belum merasa butuh. Untuk itu, target kami tetapkan Rp 2,4 miliar di tahun ini,” kata Agung, saat ditemui Espos, di kantornya, Rabu (9/2).

Agung menjelaskan selama sekitar tiga tahun hadir di tengah masyarakat Solo, Relife cukup dimintati. Pasalnya, asuransi ini menyasar hampir seluruh lapisan masyarakat, dari mulai kalangan menengah ke atas dengan produk asuransi moderen Prime link, hingga asuransi dengan premi rendah, hanya Rp 75.000/tahun, untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Relife, sambungnya, juga menyediakan asuransi yang diberikan khusus kepada kaum hawa. Asuransi bertajuk Lady prime link ini dipersempahkan bagi wanita untuk menjamin biaya kesehatan terhadap penyakit-penyakit spesifik kaum wanita.

Sementara itu, kepindahan kantor Relife di Jl Dr Cipto, Mangkubumen, dihelat Selasa (8/2) lalu, bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) ke-4 asuransi tersebut. Senior Regional Manager PT Asuransi Jiwa Rekapita, Prasetya Yoga Santoso, hadir dalam acara itu. Dalam acara tersebut, jajaran pengelola Relife berharap kepindahan kantor cabang Solo akan diimbangi dengan semakin banyaknya warga Solo dan sekitarnya yang tertarik bergabung dalam asuransi.

Terkait upaya menarik masyarakat ini, Agung menguraikan, pihaknya akan giat memberikan edukasi ke masyarakat. Menurutnya, kenyataan bahwa hanya 10% dari total warga negara Indonesia yang terkover asuransi menjadi alasan utama mengapa masyarakat harus diedukasi. Saat ini, kecenderungan minat masyarakat pada asuransi hanya terbatas pada sektor pendidikan, yang menyumbang hampir 50% dari total asuransi. Sedangkan, asuransi untuk jaminan kesehatan dan jiwa masih kurang diminati. “Segmen kami tidak terbatas, kami ingin seluruh lapisan masyarakat mengenal asuransi dan memanfaatkannya karena memang sangat penting,” pungkas dia.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya