SOLOPOS.COM - Ilustrasi tabung gas (Dok/Solopos)

Solo (Espos)--Selama tahun 2010 kasus ledakan elpiji 3 kilogram di Jateng DIY sudah mencapai kisaran 10 kasus. Angka ini melonjak sangat tinggi dari kasus ledakan yang terjadi sejak tahun 2007-2009, di mana Pertamina Gas Domestik Region III Jateng DIY hanya mencatat sekitar 8 kasus ledakan.

Hal ini disampaikan Manager Health, Safety, Environment Pertamina Jateng DIY, Setiawan, di sela-sela Resosialisasi Elpiji 3 kilogram di Tanggulsari, Kadipiro, Banjarsari, Senin (12/7). “Sejak konversi, yakni 2007-2009 kami catat ada sekitar 8 kasus. Tetapi, tahun 2010 ini sudah ada 10-an kasus. Terakhir kemarin di Wonogiri dan semua kasus tersebut rata-rata terjadi karena human error,” terang Setiawan.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Sementara itu, pada sosialisasi kemarin, masih banyak ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan kondisi tabung elpiji 3 kilogram. Selain cara pemasangan regulator dan selang yang masih banyak kesulitan karena masih menimbulkan bunyi tiupan gas maupun bau gas, kebanyakan pemilik tabung elpiji 3 kilogram juga mengeluhkan adanya tabung yang mengembun dan dingin. Menurut Pertamina, mengembunnya tabung elpiji 3 kilogram adalah salah satu indikasi kebocoran tabung.

“Tapi, itu bocor halus. Sehingga wajar jika tabung mengembun mengingat suhu gas dalam tabung itu mencapai -43 derajat celcius. Meskipun demikian, kondisi ini tidak berbahaya. Kecuali, jika sudah muncul seperti butiran es, maka harus segera ditukar ke agen terdekat,” papar Setiawan.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya