SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kudus–Penderita diare di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah selama 2009 mencapai 11.060 orang atau turun sebesar 12,71 persen dibandingkan tahun 2008 lalu.

“Pada tahun 2008 lalu, jumlah penderita diare mencapai 12.671 orang. Satu orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan tahun 2009 lalu, tidak ada penderita yang meninggal,” kata Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Subiyono, Senin (22/2).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Menurut dia, gejala diare terkait dengan kondisi lingkungan sekitar masyarakat. “Jika kebersihan lingkungannya terjaga, tentu gejala diare dapat ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya.

Dengan menurunnya jumlah penderita diare di Kudus pada tahun 2009 hingga 12,71 persen, dimungkinkan karena tingkat kesadaran masyarakat di Kudus mulai meningkat.

Berdasarkan data dari 19 Puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Kudus, katanya, jumlah pasien diare terbanyak terdapat di Puskesmas Kaliwungu dengan jumlah penderita selama setahun mencapai 1.209 orang.

Sedangkan jumlah penderita terbanyak kedua terdapat di Puskesmas Purwosari sebanyak 982 penderita. “Jumlah penderita diare paling sedikit terdapat di Puskesmas Ngemplak, Kecamatan Undaan,” ujarnya.

Penderita diare selama tahun 2009, didominasi anak usia lima tahun ke atas dengan jumlah penderita sebanyak 6.184 orang, selebihnya merupakan penderita dari kalangan anak usia kurang dari satu tahun hingga empat tahun.

Untuk mendeteksi gejala diare, katanya, dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan gejala diare yang biasa dialami. “Jika gejala diare yang dialami lebih dari biasanya, sebaiknya segera diperiksa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan karena gejala diare akut bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.

Penyebab diare, kata dia, bisa berasal dari bakteri, virus, parasit, dan keracunan makanan.

“Hanya saja, sejumlah kasus diare yang selama ini terjadi disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat,” ujarnya.

Di antaranya, kata dia, rumah penduduk yang tidak ada fasilitas jambannya. “Hal ini, tentu berpotensi menyebabkan terjadinya sejumlah penyakit, salah satunya diare karena bakteri dari kotoran manusia yang dibuang sembarangan dibawa oleh lalat, selanjutnya hinggap di makanan yang dimakan manusia,” ujarnya.

Perubahan musim dan cuaca, kata dia, tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah penderita diare, karena faktor utama gejala diare disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat.

Ant/rei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya