SOLOPOS.COM - SMP Kristen Satya Wacana gelar perayaaan Paskah dan Hari Kartini yang diadakan di GOR SMA Kristen Satya Wacana, Jumat (28/4/2023).

Solopos.com, SALATIGA – Ragam pakaian adat Nusantara yang dikenakan oleh siswa SMP Kristen Satya Wacana, mewarnai perayaan Paskah sekaligus memperingati Hari Kartini, Jumat (28/4/2023).

Kegiatan ini diikuti sedikitnya 200 siswa SMP Kristen Satya Wacana kelas VII hingga IX serta para guru, bertempat di GOR SMA Kristen Satya Wacana.

Rangkaian acara dibuka dengan perayaan ibadah Paskah yang dilayani oleh Pdt. Helen, mengangkat tema “Ia Mendahului Kamu ke Galilea: Jangan Takut”, didasari dari ayat Alkitab Matius 28: 7 dan 10.

Saat ditemui di sela kegiatan, Ketua Panitia, Devi Kristin Wibawanti, S.Pd., menerangkan kegiatan ini merupakan kolaborasi dari perayaan Paskah sekaligus memperingati Hari Kartini. Harapannya, dengan kegiatan ini siswa-siswi memiliki semangat baru untuk meningkatkan prestasinya dan memiliki rasa tanggung jawab.

“Dari ibadah tadi kita belajar menghadapi rintangan, bukan menghindarinya. Selain itu, anak-anak yang takut bisa lebih percaya diri, bertanggung jawab serta memiliki daya juang, khususnya dalam menempuh pendidikan,” terangnya.

Membentuk Karakter Anak

Devi menegaskan kegiatan tahun ini berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya. Salah satu yang membedakan yakni lomba memasak yang diikuti oleh guru-guru pria. Di samping itu, tahun ini siswa diajak menggunakan dresscode Nusantara untuk menggambarkan Indonesia Mini di SMP Kristen Satya Wacana.

“Anak-anak sangat antusias dalam menggunakan pakaian adat. Keberagaman ini mengajarkan anak-anak untuk saling bertoleransi serta membentuk karakter anak untuk lebih baik khusus dalam bersosial dengan sesama,” tegasnya.

Direktur Sekolah Kristen Satya Wacana, Dra. Emy Wuryani, M.Hum., dalam sambutannya menuturkan kegiatan ini mengajak siswa untuk mengenang kemenangan dan perjuangan pahlawan nasional yang akrab dikenal dengan nama Raden Ajeng Kartini.

“Perayaan Paskah mengingatkan kita bahwa Tuhan telah menyelamatkan kita. Di sisi lain, mari kita belajar dengan baik dalam memperingati Hari Kartini agar kita belajar lebih keras dan lebih tekun lagi,” tuturnya.

Berbagai lomba

Kegiatan ini dimeriahkan dengan berbagai lomba yakni lomba membaca puisi, lomba menghias telur, dresscode terbaik, lomba memakaikan sanggul dan make up. Selain itu, digelar lomba menghias tumpeng dan lomba memasak mi instan bagi guru khususnya bapak guru.

Sebanyak sembilan kelompok mengikuti lomba, terdiri dari siswa kelas VII A, VII B, VII C, lalu siswa kelas VIII A, VII B, VIII C serta kelas IX A hingga IX C. Antusiasme, semangat, dan hubungan kekeluargaan untuk saling support sangat terasa.

SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
SMP Kristen Satya Wacana gelar perayaaan Paskah dan Hari Kartini yang diadakan di GOR SMA Kristen Satya Wacana.

Gemuruh sorak siswa mendukung setiap kelas mereka semakin memeriahkan perlombaan. Keluar sebagai juara umum yakni siswa kelas IX, sedangkan juara dresscode terbaik diraih oleh Reyno Hario Adee kelas VII A yang mengenakan busana adat Papua.

Sementara itu, juara I lomba memasak mi instan diraih oleh Patrick Michael Rahardja, S.Si., dan Andrean Widyatama, S. Pd.. Juara II diraih oleh Eko Budi Wahyono, S.Pd dan Peter Kriswandaru, S. Pd. Sedangkan juara III diraih oleh Daniel Zafnat Paaneah, S.Pd., bersama Aldo Pramudya, S.Pd.

Salah seorang siswa kelas IX mengungkapkan rasa senangnya karena bisa merayakan Paskah dan Hari Kartini bersama teman-temannya. Beragam perlombaan yang diikuti mengajarkan setiap anak untuk saling bekerja sama dan saling mendukung.

“Senang rasanya bisa menang lomba. Kami belajar teamwork dan saling support. Sementara itu, dari khotbah mengajarkan kita untuk tidak takut dan kita tidak sendiri. Sedangkan untuk peringatan Hari Kartini mengingatkan kita bahwa perempuan memiliki power dan hak untuk mengutarakan pendapat,” ungkapnya.

Selaras, Reyno Hario Adee yang juga pemenang lomba dresscode mengungkapkan rasa senangnya karena bisa mengenakan pakaian adat Papua dan menjadi pemenang lomba.

“Senang rasanya bisa menang dalam menggunakan dresscode terbaik. Saya belajar untuk saling menghargai keberagaman yang ada di sekolah saya, belajar untuk toleransi,” katanya.

Rekomendasi
Berita Lainnya