SOLOPOS.COM - 2 Dosen ISI Solo meraih matching fund dari Kemendikbudristek. (Istimewa)

Solopos.com, Solo—Dua dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo meraih pendanaan senilai Rp1.070.365.000 dari program Matching Fund Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi  (Kemdikbudristek) 2023. 

Peraih Matching Fund yakni Dosen Tari, Katarina Indah Sulastuti dan Dosen Mode Batik, Aan Sudarwanto yang lolos pendanaan dari jalur akademik dan vokasi.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Ketua Tim Kerja Kehumasan ISI Solo, Anhar Widodo, mengatakan dari jalur akademik Katarina mengusulkan proposal berjudul Pemberdayaan Masyarakat dan Ruang Publik Berbasis Seni Budaya dalam Upaya Mewujudkan Kabupaten Blora sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. 

Dia mengatakan dalam proposal itu Katarina menggandeng salah satu kecamatan di Kabupaten Blora. Fokus dari proposal tersebut yakni pertunjukan seni bisa berpotensi sebagai objek wisata dan branding tempat.

Sementara dari jalur vokasi, Aan Sudarwanto mengangkat tema batik yang diaplikasikan dalam berbagai produk mulai dari plafon, mug, sampai busana. 

Judul proposalnya yakni Pengembangan Motif Batik Klasik Menjadi Elemen Hias Dekoratif dengan Mitra Industri Grafika Gunung Emas (Gage).

Anhar menjelaskan Matching Fund (MF) merupakan program pendanaan Kemendikbudristek kepada insan perguruan tinggi dan dunia usaha dunia industri (DUDI). Tujuannya yakni bisa saling berkolaborasi.

“Sekaligus menjawab tantangan di dalam dunia industri serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (18/9/2023).

Dia mengatakan MF sebagai salah satu pendorong capaian Indeks Kinerja Utama PT, mulai dari penyusunan proposal, seleksi hingga pelaksanaan kegiatan. 

Hal itu terus didorong oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Pegembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP2MP3M) ISI Solo. 

“Institut Seni Indonesia cukup antusias menanggapi program MF, terdapat 12 proposal yang diajukan. Sebagian besar proposal lolos administratif, pitching, presentasi proposal, namun demikian banyak gagal pada tahap verifikasi keuangan,” kata dia.

Ketua Pengelola Matching Fund, Sumarno, mengatakan kelayakan mitra, penyusunan, dan penyertaan anggaran menjadi bagian yang paling krusial dalam proposal MF. “Ini sekaligus menjadi bagian yang paling banyak penyebab proposal tidak disetujui,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya