SOLOPOS.COM - SEKOLAH RUSAK -- Suasana kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kusumodilagan yang plafonnya ambrol beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SEKOLAH RUSAK -- Suasana kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Kusumodilagan, Solo, yang plafonnya ambrol beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo bakal membentuk tim riset guna mendesain pengembangan bangunan fisik sekolah di masa mendatang. Tim ini beranggotakan akademisi yang berkompeten di bidangnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Disdikpora, Rakhmat Sutomo, mengungkapkan pengembangan yang diharapkan mengacu pada future plan, artinya seorang akademisi yang ditunjuk berkompetensi di bidang arsitektur dan kewilayahan yang mampu memprediksi pertumbuhan di suatu daerah. Hal ini menurutnya penting, pembangunan sekolah di masa mendatang tidak boleh bongkar pasang. Masing-masing sekolah berdasarkan wilayahnya diharapkan memiliki satu desain utama atau grand design.

“Sekalian memperbaiki gedung, ya sekalian bikin konsep yang matang. Masing-masing sekolah dari wilayah utara maupun selatan akan memiliki konsep yang berbeda berdasarkan kebutuhannya,” jelas dia saat dijumpai wartawan, Selasa (22/11/2011).

Dia mengatakan konsepnya sudah jelas tinggal menyesuaikan berapa anggaran yang diberikan pada bidang pendidikan. Data yang saat ini dimiliki dinas sesuai dengan kondisi di setiap masing-masing wilayah. Dia merinci ada 190 ruang kelas yang rusak berat dan membutuhkan dana Rp 90 juta per kelas untuk memperbaikinya. Untuk sekolah yang beberapa ruang kelasnya mengalami rusak sedang, dana yang dialokasikan yakni Rp 50 juta per kelas. Rakhmat mengungkapkan dana operasional yang sekarang ini diterima bisa juga dimanfaatkan untuk memperbaiki kerusakan yang ringan.

“Sudah ada rencana anggaran dan konsepnya sendiri, tinggal tunggu di-gedhog saja berapa dana yang disetujui,” jelas dia.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan pembangunan sekolah yang dituju adalah sesuai konsep desain besar yang memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). Diharapkan siswa yang berada di daerah bisa mendapatkan fasilitas berupa gedung yang layak. Rakhmat menegaskan konsep ini memperhitungkan aspek efisiensi dan keterpaduan, yang saling berkaitan dengan program regrouping beberapa sekolah yang lokasinya berdekatan.

“Dua sekolah yang saling berhadapan, bisa saja jadi satu sekolah dengan satu kepengurusan,” jelas dia.

Dia menambahkan program ini baik untuk peningkatan mutu akademik maupun peningkatan kelayakan infrastruktur sekolah agar dapat lebih terpantau.

“Program ini juga dalam rangka pemerataan agar tidak hanya sekolah yang berada di pusat kota saja yang diserbu peserta didik,” jelas dia.

das

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya