SOLOPOS.COM - KRI Irian yang terlibat dalam Operasi Trikora. (Wikimedia.org)

Solopos.com, JAKARTA – Ada banyak peristiwa yang mewarnai sejarah panjang Indonesia dalam merebut dan menjaga keutuhannya. Salah satunya adalah peristiwa Trikora yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1961. Trikora merupakan sebuah operasi militer yang dilakukan untuk merebut wilayah Irian Barat dari Belanda.

Melansir dari laman fahum.umsu.ac.id, Selasa (5/12/20230, Operasi Trikora dipimpin secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Soekarno dan melibatkan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif

Menurut sejarah, peristiwa Operasi Trikora ini bermula dari perselisihan antara Indonesia dengan Belanda perihal status Irian Barat pasca-dilakukannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di tahun 1949.

Semestinya dalam konferensi tersebut telah disepakati bahwa permasalahan Irian Barat dapat diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun. Akan tetapi Belanda seolah membisu dan enggan membahas terkait hal tersebut, sehingga membuat permasalahan Irian Barat harus berlarut dan tertunda selama bertahun-tahun.

Kemudian, untuk mengatasi permasalahan itu Presiden Soekarno pun menginisiasi Operasi Trikora di Yogyakarta. Dirinya menyampaikan seruan ini dan mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama memperjuangkan Irian Barat.

Terdapat tiga poin yang menjadi tujuan dari Operasi Trikora. Yang pertama adalah usaha menggagalkan upaya Belanda dalam membentuk negara Papua yang terpisah dari Indonesia. Yang kedua adalah mengibarkan bendera merah putih di wilayah Irian Barat Sebagai simbol kedaulatan Indonesia atas wilayah tersebut. Dan yang terakhir adalah untuk bersiap melakukan mobilisasi umum dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air serta bangsa.

Setelah berbagai proses terlewati, Operasi Trikora kemudian membawa Indonesia ke meja diskusi yang dikenal dengan perundingan New York. Dari perundingan tersebut diperoleh hasil bahwa Belanda wajib menyerahkan Irian Barat ke tangan Indonesia selambat-lambatnya pada 1 Mei 1963.

Ditengok dari laman rri.go.id, guna menjaga stabilitas keamanan di wilayah tersebut, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian membentuk United Nations Temporary Executuve Authority (UNTEA) yang dipimpin oleh Jalal Abdoh.

Setelah Belanda secara resmi mengembalikan Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi, diputuskan pula bahwa E.J. Bonay diangkat sebagai Gubernur Irian Barat.

Untuk mengenang peristiwa tersebut  dibangunlah sebuah monumen Tugu Trikora yang terletak di wilayah Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya